tag:blogger.com,1999:blog-66963624115597545302024-03-13T12:55:13.932-07:00INDONESIA PERKASA"Mari kita bangun kejayaan Indonesia yang Perkasa dengan belajar dari Sejarah Bangsa kita"Indonesia Perkasahttp://www.blogger.com/profile/09564317362250853389noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-6696362411559754530.post-51894921579092757912010-06-16T03:56:00.000-07:002010-06-16T04:03:45.617-07:00Sejarah TNI-ALSejarah TNI-AL dimulai pada tanggal 10 September 1945, ketika pemerintah mendirikan Badan Keamanan Rakyat Laut (BKR Laut). BKR Laut ini dipelopori oleh pelaut pelaut yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine (AL Belanda) dan Kaigun di masa penjajahan Jepang.<br /><br />Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut yang selanjutnya lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), dengan segala kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya. Sejumlah Pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal-kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan, dan personel pengawaknya pun direkrut untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu. Kekuatan yang sederhana tidak menyurutkan ALRI untuk menggelar Operasi Lintas Laut dalam rangka menyebarluaskan berita proklamasi dan menyusun kekuatan bersenjata di berbagai tempat di Indonesia. Disamping itu mereka juga melakukan pelayaran penerobosan blokade laut Belanda dalam rangka mendapatkan bantuan dari luar negeri.<br /><br />Selama 1949-1959 ALRI berhasil menyempurnakan kekuatan dan meningkatkan kemampuannya. Di bidang Organisasi ALRI membentuk Armada, Korps Marinir yang saat itu disebut sebagai Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL), Penerbangan Angkatan Laut dan sejumlah Komando Daerah Maritim sebagai komando pertahanan kewilayahan aspek laut.<br /><br />Pada 1990-an TNI AL mendapatkan tambahan kekuatan berupa kapal-kapal perang jenis korvet kelas Parchim, kapal pendarat tank (LST) kelas 'Frosch', dan Penyapu Ranjau kelas Kondor. Penambahan kekuatan ini dinilai masih jauh dari kebutuhan dan tuntutan tugas, lebih-lebih pada masa krisis multidimensional ini yang menuntut peningkatan operasi namun perolehan dukungannya sangat terbatas. Reformasi internal di tubuh TNI membawa pengaruh besar pada tuntutan penajaman tugas TNI AL dalam bidang pertahanan dan keamanan di laut seperti reorganisasi dan validasi Armada yang tersusun dalam flotila-flotila kapal perang sesuai dengan kesamaan fungsinya dan pemekaran organisasi Korps Marinir dengan pembentukan satuan setingkat divisi Pasukan Marinir-I di Surabaya dan setingkat Brigade berdiri sendiri di Jakarta.<br /><br />Tugas TNI Angkatan Laut<br /><br />Sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI Pasal 9, Angkatan Laut bertugas:<br /><br /> 1. melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan;<br /> 2. menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;<br /> 3. melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah;<br /> 4. melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut;<br /> 5. melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.<br /><br />Organisasi<br /><br />TNI-AL berada di bawah Markas Besar TNI. Perwira tersenior Angkatan Laut, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, adalah perwira tinggi berbintang empat dengan pangkat Laksamana mengepalai Angkatan Laut di bawah Panglima TNI.<br /><br />Kepala staf<br /><br /><br />Jabatan tertinggi di TNI Angkatan Laut adalah Kepala Staf TNI Angkatan Laut, yang biasanya dijabat oleh Laksamana berbintang empat. Saat ini TNI Angkatan Laut dipimpin oleh Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno.<br /><br />Pangkat<br /><br />Di TNI Angkatan Laut, sebagaimana di kecabangan lainnya, kepangkatan terdiri dari Perwira, Bintara dan Tamtama. Adapun pangkat tertinggi di Angkatan Laut adalah Laksamana Besar dengan bintang lima. Sampai saat ini belum ada seorangpun perwira TNI Angkatan Laut yang dianugerahi pangkat tersebut.<br /><br />Komando Utama TNI AL<br /><br />Komando Armada Barat<br /><br /><br />Komando Armada RI Kawasan Barat atau disingkat Koarmabar adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas besar di Jl Gunung Sahari Jakarta Pusat, sedangkan Pangkalannya berada di Tanjung Priok, Jakarta. Panglima Koarmabar yang sekarang menjabat adalah Laksamana Muda TNI Moeklas Sidik. Ia dilantik tanggal 16 Februari 2006 menggantikan Laksamana Muda TNI Tedjo Edhy Purdijatno.<br /><br />Komando Armada Timur<br /><br />Komando Armada RI Kawasan Timur atau disingkat Koarmatim adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas besar di Surabaya, Jawa Timur. Panglima Koarmatim yang sekarang menjabat adalah Laksamana Muda Waldi Murad yang merupakan lulusan Akademi TNI AL (AAL) 1973. Ia dilantik tanggal 21 Oktober 2005 menggantikan Laksamana Muda Didik Heru Purnomo yang hanya menjabat empat bulan lebih.<br /><br />Komando Lintas Laut Militer<br /><br />Komando Lintas Laut Militer atau disingkat Kolinlamil adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas besar di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kolinlamil dibentuk sejak tanggal 1 Juli 1961 dengan nama Djawatan Angkutan Laut Militer (DALMIL). Panglima Kolinlamil yang sekarang menjabat adalah Laksda TNI Bambang Supeno yang menjabat sejak tanggal 11 Februari 2008.<br /><br />Kolinlamil adalah Komando Utama (Kotama) Pembinaan dan Operasional. Dalam bidang pembinaan Kolinlamil berkedudukan langsung di bawah KASAL, sedangkan dalam bidang operasional berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI.<br /><br />Korps Marinir<br /><br />Korps Marinir Republik Indonesia merupakan kekuatan pemukul dan pendarat TNI-AL. Secara garis besar Korps Marinir bertugas merebut kedudukan pantai musuh, mengamankan obyek fital TNI-AL dan melaksanakan tugas-tugas pertahanan negara lainnya.<br /><br />Berdasarkan rencana pengembangan kekuatan TNI-AL yang baru saja disusun untuk jangka waktu 2005-2024, kekuatan Korps Marinir (Kormar) akan ditingkatkan baik dari segi struktur maupun kekuatan fisik. Saat ini jumlah personel marinir sekitar 17.000 orang, sehingga menimbulkan gurauan di kalangan militer sendiri bahwa dengan jumlah pulau di Indonesia yang juga lebih kurang 17.000 buah, maka tiap personel marinir bertugas mengamankan satu pulau. Jumlah ini di masa depan akan ditingkatkan hingga 60.000 personel.<br /><br />Dalam rencana pengembangan, akan ada tiga pasukan marinir (Pasmar), yaitu kesatuan induk yang melekat di tiap komando wilayah laut (Kowilla), 2 brigade marinir berdiri sendiri, 1 komando latihan marinir dan 5 pangkalan marinir ditambah 11 batalyon marinir pertahanan pangkalan.<br /><br />Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut<br /><br /><br />Kobangdikal merupakan salah satu komando utama di jajaran TNI Angkatan Laut. Sejak 12 Mei 2007, berubah namanya dari Komando Pendidikan Angkatan Laut (Kodikal) menjadi Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal)<br /><br />Akademi Angkatan Laut<br /><br /><br />Akademi Angkatan Laut (disingkat AAL) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Laut di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Akademi Angkatan Laut mencetak perwira TNI Angkatan Laut. Secara organisasi, Akademi Angkatan Laut berada di dalam struktur organisasi TNI Angkatan Laut, yang dipimpin oleh seorang Gubernur Akademi Angkatan Laut.<br /><br /><br />Kekuatan<br /><br />KRI Karel Satsuit Tubun pada tahun 2006.<br /><br />Nama kapal yang dimiliki TNI-AL selalu dimulai dengan KRI, singkatan dari Kapal Perang Republik Indonesia. Selain itu juga ada kapal yang diawali dengan KAL, singkatan dari Kapal Angkatan Laut. Suatu sistem penomoran diadopsi guna membedakan tiap Kapal. Nama kapal bervariasi, mulai dari nama Pahlawan, Teluk, hingga binatang.<br /><br />Setiap kapal dipersenjatai dengan salah satu atau lebih dari berbagai macam persenjataan yang tersedia menurut kelasnya, mulai dari senapan mesin 12,7mm, kanon, meriam hingga peluru kendali.<br /><br />Saat ini TNI AL memiliki sekitar 68800 prajurit, termasuk di dalamnya 18500 personel marinir dan 1090 penerbangan/personel udara AL. Kekuatan TNI AL secara garis besar sebagai berikut:<br /><br />Bendera kapal perang Indonesia.<br /><br />Kapal Republik Indonesia (KRI) berjumlah 132 kapal, KRI, dibagi menjadi tiga kelompok kekuatan:<br /><br /> 1. Kekuatan Pemukul (Striking Force) terdiri dari 40 KRI yang memiliki persenjataan strategis:<br /> 1. 2 kapal selam kelas Cakra.<br /> 2. 6 Fregat kelas Ahmad Yani<br /> 3. 3 Fregat kelas Fatahillah<br /> 4. 1 Fregat kelas Ki Hajar Dewantara<br /> 5. 4 Korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach)<br /> 6. 16 Korvet anti kapal selam kelas Parchim<br /> 7. 4 kapal cepat roket (KCR) kelas Mandau.<br /> 8. 2 kapal cepat torpedo (KCT) kelas Ajak.<br /> 9. 2 buru ranjau (BR) kelas Pulau Rengat.<br /> 2. Kekuatan Patroli (Patrolling Force) berjumlah 46 KRI.<br /> 3. Kekuatan Pendukung (Supporting Force) berjumlah 48 KRI, terdiri dari:<br /> 1. 8 angkut tank (AT) kelas Teluk Langsa<br /> 2. 4 angkut tank (AT) kelas Teluk Semangka<br /> 3. 2 angkut tank (AT) kelas Teluk Banten<br /> 4. 8 angkut tank (AT) Kelas Frosch<br /> 5. 1 markas (MA) kelas Multatuli<br /> 6. 6 penyapu ranjau (PR) kelas kondor<br /> 7. 5 bantuan cair minyak (BCM)<br /> 8. 1 bengkel apung (BA) kelas Jayawijaya<br /> 9. 3 bantu tunda (BTD)<br /> 10. 3 bantu umum (BU)<br /> 11. 1 bantu angkut personel (BAP) kelas Tanjung Kambani<br /> 12. 3 bantu hidrooseanografi (BHO) kelas Pulau Rondo<br /> 13. 1 bantu hidrooseanografi (BHO) kelas Dewa Kembar<br /> 14. 2 kapal latih.<br /><br />TNI AL kedepannya akan mempunyai 3 kapal induk pengangkut helikopter. Kapal Induk ini masih dalam tahap pengerjaan yang dilakukan oleh PT. PAL<br /><br />Kapal patroli pendukung<br /><br />Kapal Angkatan Laut (KAL) adalah kapal patroli yang berfungsi untuk mendukung Pangkalan TNI AL (Lanal) dalam melaksanakan tugas-tugas patroli keamanan laut dan tugas-tugas dukungan lainnya.<br /><br />Pesawat udara<br /><br />Pesawat udara berjumlah 82 unit, terdiri dari 52 sayap tetap dan 30 sayap putar.<br /><br />Pasukan darat<br /><br />Peralatan tempur Korps Marinir sejumlah 437 kendaraan tempur (ranpur), tetapi 307 ranpur berusia di atas 30 tahun, 37 ranpur berusia 21-30 tahun, sisanya 103 ranpur berusia 1-10 tahun.<br /><br /><br />Pangkalan Utama Angkatan Laut<br /><br />Penomoran lantamal diubah menjadi berurutan dari Lantamal I sampai XI sesuai lokasi dari barat ke timur pada 1 Agustus 2006 seiring dengan peresmian Pangkalan Angkatan laut (Lanal) Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatra Barat menjadi Pangkalan Utama Angkalan Laut (Lantamal) II.<br /><br />Kekuatan TNI Angkatan Laut tersebar di beberapa Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) yang berada di bawah dua komando utama armada yaitu:<br /><br /> 1. Komando Armada RI Kawasan Barat<br /> 1. Pangkalan Utama I (Lantamal I) di Belawan, membawahi 2 Pangkalan Angkatan Laut, meliputi Sabang, dan Dumai. Satu Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Sabang, dan dua fasilitas pemeliharaan dan perbaikan (Fasharkan) di Sabang, Belawan. Lantamal ini rencananya akan dipindahkan ke Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam.<br /> 2. Pangkalan Utama II (Lantamal II) di Padang membawahi Lanal Sibolga dan Bengkulu. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal II merupakan sebutan untuk Lantamal III Jakarta.<br /> 3. Pangkalan Utama III (Lantamal III) di Jakarta, membawahi 6 Pangkalan Angkatan Laut, meliputi Palembang, Cirebon, Panjang, Banten, Bandung, dan Bangka Belitung. Selain itu, memiliki satu fasilitas pemeliharaan dan perbaikan di Pondok Dayung, Jakarta. Fasharkan Pondok Dayung ini sekarang memiliki kemampuan membuat kapal patroli jenis KAL ukuran 28-35 meter. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal III merupakan sebutan untuk Lantamal V Surabaya.<br /> 4. Pangkalan Utama IV (Lantamal IV) di Tanjung Pinang membawahi 6 Pangkalan Angkatan Laut, yaitu Batam, Pontianak, Tarempa, Ranai, Tanjung Balai Karimun, dan Dabo Singkep. Lantamal Tanjung Pinang memiliki satu fasilitas pemeliharaan dan perbaikan (Fasharkan) di Mentigi yang punya kemampuan membuat kapal patroli (KAL) 12, 28, dan 35 meter. Di samping itu, memiliki 2 Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) berada di Matak, Kepulauan Natuna, dan di Tanjung Pinang/Kijang. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal IV merupakan sebutan untuk Lantamal VI Makassar.<br /> 2. Komando Armada RI Kawasan Timur<br /> 1. Pangkalan Utama V (Lantamal V) di Surabaya membawahi lima Pangkalan Angkatan Laut, meliputi Tegal, Cilacap, Semarang, Yogyakarta, Malang, Banyuwangi, dan Benoa. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal V merupakan sebutan untuk Lantamal X Jayapura.<br /> 2. Pangkalan Utama VI (Lantamal VI) di Makassar, membawahi Pangkalan Angkatan Laut Kendari, Palu, Balikpapan, Kotabaru, dan Banjarmasin. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal VI merupakan sebutan untuk Lantamal VIII Bitung.<br /> 3. Pangkalan Utama VII (Lantamal VII) di Kupang, Nusa Tenggara Timur, membawahi Pangkalan Angkatan Laut Mataram, Maumere, Kupang, Tual, dan Aru. Memiliki 1 Pangkalan Udara, di Kupang. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal VII merupakan sebutan untuk Lantamal IV Tanjung Pinang.<br /> 4. Pangkalan Utama VIII (Mako Lantamal VIII) di Kota Bitung, Manado, Sulawesi Utara, membawahi Pangkalan Angkatan Laut Tarakan, Nunukan, Tahuna, Toli-Toli dan Gorontalo serta satu Pangkalan Udara Angkatan Laut di Manado. Lantamal VIII sebelum 1 Agustus 2006, merupakan sebutan untuk Lantamal IX Ambon.<br /> 5. Pangkalan Utama IX (Lantamal IX) di Ambon membawahi Pangkalan Angkatan Laut Ternate. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal IX merupakan sebutan untuk Lantamal VII Kupang.<br /> 6. Pangkalan Utama X (Mako Lantamal X) di Jayapura, membawahi Pangkalan Angkatan Laut Sorong, Biak, Timika, dan Merauke serta satu Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan di Manokwari yang mampu memproduksi KAL 12 dan 28 meter.<br /> 7. Pangkalan Utama XI (Lantamal XI) di Merauke, Papua (direncanakan)<br /><br />Rencana pengembangan<br /><br />Berdasarkan rencana pengembangan kekuatan periode 2005-2024, struktur operasional TNI-AL akan diubah di mana dua komando armada yang ada sekarang (Komando Armada Kawasan Barat dan Komando Armada Kawasan Timur) akan dilebur menjadi satu armada yang dipimpin laksamana berbintang tiga.<br /><br />Armada ini akan membawahi tiga komando wilayah laut (Kowilla) yaitu Kowilla Barat dengan markas direncanakan di Tanjung Pinang, Riau, Kowilla Tengah dengan markas di Makassar dan Kowilla Timur dengan markas di Sorong. Pembagian komando operasional ini didasarkan pada karakteristik perairan yang membutuhkan pola operasi dan perangkat yang berbeda serta untuk memudahkan pergeseran pasukan atau logistik. Tetapi berdasarkan surat dari Panglima TNI, rencana pemekaran organisasi TNI AL ini ditolak, belum ditentukan kapan akan disetujui.Indonesia Perkasahttp://www.blogger.com/profile/09564317362250853389noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6696362411559754530.post-34475426705347630082010-06-16T03:02:00.000-07:002010-06-16T03:25:24.452-07:00Sejarah Lengkap Majapahit<table class="infobox geography" style="width: 290px;"><tbody><tr><td colspan="2" class="mergedtoprow" style="line-height: 1.2em; font-size: 135%;" align="center"><br /></td> </tr> <tr> <td colspan="2" style="border-top: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em 0em; background: rgb(239, 239, 239) none repeat scroll 0% 0%; vertical-align: middle; text-align: center; -moz-background-clip: border; -moz-background-origin: padding; -moz-background-inline-policy: continuous;"><br /></td> </tr> <tr> <td colspan="2" class="maptable" align="center"><div style="text-align: left;"> </div><p style="text-align: left;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Surya_Majapahit.png" class="image" title="Surya Majapahit* of Majapahit"><img alt="Surya Majapahit* of Majapahit" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e5/Surya_Majapahit.png/85px-Surya_Majapahit.png" width="85" height="83" /></a></p> <p style="text-align: left;">Lambang Kerajaan Majapahit</p><p style="text-align: left;">disebut <span style="font-weight: bold;">Surya Majapahit</span></p> </td> </tr> <tr> <td colspan="2" style="padding: 0.6em 0em; text-align: center; font-size: 95%;"><div style="text-align: left;"> </div><div class="center"><div style="text-align: left;"> </div><div style="text-align: left;" class="floatnone"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Majapahit_Empire_id.svg" class="image" title="Location of Majapahit"><img alt="Location of Majapahit" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c1/Majapahit_Empire_id.svg/250px-Majapahit_Empire_id.svg.png" width="250" height="146" /></a></div> </div> <div style="text-align: center;"><div style="text-align: left;"><small>Peta wilayah kekuasaan Majapahit berdasarkan <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nagarakertagama" title="Nagarakertagama" class="mw-redirect">Nagarakertagama</a></i>;<br />keakuratan wilayah kekuasaan Majapahit menurut<br />penggambaran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Jawa" title="Orang Jawa" class="mw-redirect">orang Jawa</a> masih diperdebatkan.</small><br /></div><small><br /></small></div></td> </tr> <tr> <td width="50%"><b>Ibu kota</b></td> <td style="text-align: left;" width="50%">Majapahit, Wilwatikta (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan" title="Trowulan" class="mw-redirect">Trowulan</a>)</td> </tr> <tr> <td><b>Bahasa</b></td> <td style="text-align: left;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa_Kuno" title="Bahasa Jawa Kuno" class="mw-redirect">Jawa Kuno</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sansekerta" title="Bahasa Sansekerta" class="mw-redirect">Sansekerta</a></td> </tr> <tr> <td><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama">Agama</a></b></td> <td style="text-align: left;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu" title="Hindu" class="mw-redirect">Hindu</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Buddha" title="Buddha">Buddha</a></td> </tr> <tr class="mergedtoprow"> <td><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan" title="Pemerintahan" class="mw-redirect">Pemerintahan</a></b></td> <td style="text-align: left;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Monarki" title="Monarki">Monarki</a></td> </tr> <tr class="mergedrow"> <td colspan="2"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raja" title="Raja">Raja</a></b></td> </tr> <tr class="mergedrow"> <td> - 1295-1309</td> <td style="text-align: left;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertarajasa_Jayawardhana" title="Kertarajasa Jayawardhana" class="mw-redirect">Kertarajasa Jayawardhana</a></td> </tr> <tr class="mergedbottomrow"> <td> - 1478-1498</td> <td style="text-align: left;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Girindrawardhana" title="Girindrawardhana">Girindrawardhana</a></td> </tr> <tr class="mergedtoprow"> <td><b>Sejarah</b></td> <td><br /></td> </tr> <tr class="mergedrow"> <td> - Penobatan Raden Wijaya</td> <td style="text-align: left;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/10_November" title="10 November">10 November</a> 1293</td> </tr> <tr class="mergedbottomrow"> <td> - Invasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demak" title="Demak" class="mw-redirect">Demak</a></td> <td style="text-align: left;">1527</td> </tr> <tr> <td><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mata_uang" title="Mata uang">Mata uang</a></b></td> <td style="text-align: left;">Koin emas dan perak,<br />kepeng (koin perunggu<br />yang diimpor dari Tiongkok)</td> </tr> <tr> <td colspan="2"><small><br />*Surya Majapahit adalah lambang yang umumnya dapat<br />ditemui di reruntuhan Majapahit, sehingga Surya Majapahit<br />mungkin merupakan simbol kerajaan Majapahit<br /><br /></small><h2><span class="mw-headline" id="Historiografi">Historiografi</span></h2> <p style="text-align: left;font-family:arial;">Hanya terdapat sedikit bukti fisik sisa-sisa Majapahit,<span style="text-decoration: underline;"> </span>dan sejarahnya tidak jelas.Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pararaton" title="Pararaton">Pararaton</a></i> ('Kitab Raja-raja') dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kawi" title="Kawi" class="mw-redirect">bahasa Kawi</a> dan <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Nagarakretagama" title="Kakawin Nagarakretagama">Nagarakretagama</a></i> dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa_Kuno" title="Bahasa Jawa Kuno" class="mw-redirect">bahasa Jawa Kuno</a>. <i>Pararaton</i> terutama menceritakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ken_Arok" title="Ken Arok">Ken Arok</a> (pendiri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singhasari" title="Kerajaan Singhasari">Kerajaan Singhasari</a>) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, <i>Nagarakertagama</i> merupakan puisi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sastra_Jawa_Kuno" title="Sastra Jawa Kuno">Jawa Kuno</a> yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hayam_Wuruk" title="Hayam Wuruk">Hayam Wuruk</a>. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti" title="Prasasti">prasasti</a> dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongkok" title="Tiongkok">Tiongkok</a> dan negara-negara lain.</p><div style="text-align: justify; font-family: arial;"> </div><p style="text-align: left;font-family:arial;">Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana seperti C.C. Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu, tetapi memiliki arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan.<span style="text-decoration: underline;"> </span>Namun demikian, banyak pula sarjana yang beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok, khususnya daftar penguasa dan keadaan kerajaan yang tampak cukup pasti.</p> <h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sejarah">Sejarah Majapahit<br /></span></h2> <h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Berdirinya_Majapahit">Berdirinya Majapahit</span></h3> <div class="thumb tleft"> <div class="thumbinner" style="width: 142px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Harihara,_statue.jpg" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a8/Harihara%2C_statue.jpg/140px-Harihara%2C_statue.jpg" class="thumbimage" width="140" height="268" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Harihara,_statue.jpg" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div> Arca Harihara, dewa gabungan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Siwa" title="Siwa">Siwa</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wisnu" title="Wisnu">Wisnu</a> sebagai penggambaran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertarajasa" title="Kertarajasa" class="mw-redirect">Kertarajasa</a>. Berlokasi semula di Candi Simping, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Blitar" title="Blitar" class="mw-redirect">Blitar</a>, kini menjadi koleksi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Nasional_Republik_Indonesia" title="Museum Nasional Republik Indonesia">Museum Nasional Republik Indonesia</a>.</div> </div> </div> <p style="text-align: left;">Sesudah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singhasari" title="Singhasari" class="mw-redirect">Singhasari</a> mengusir <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya" title="Sriwijaya">Sriwijaya</a> dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290, Singhasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kubilai_Khan" title="Kubilai Khan">Kubilai Khan</a>, penguasa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Yuan" title="Dinasti Yuan">Dinasti Yuan</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongkok" title="Tiongkok">Tiongkok</a>. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi<span style="text-decoration: underline;"> </span>ke Singhasari yang menuntut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Upeti" title="Upeti">upeti</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertanagara" title="Kertanagara">Kertanagara</a>, penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya. Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1293" title="1293">1293</a>.</p><div> </div><p style="text-align: left;">Ketika itu, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jayakatwang" title="Jayakatwang">Jayakatwang</a>, adipati <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kediri" title="Kerajaan Kediri" class="mw-redirect">Kediri</a>, sudah membunuh Kertanagara. Atas saran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aria_Wiraraja" title="Aria Wiraraja">Aria Wiraraja</a>, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Wijaya" title="Raden Wijaya">Raden Wijaya</a>, menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Wijaya" title="Raden Wijaya">Raden Wijaya</a> kemudian diberi hutan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tarik&action=edit&redlink=1" class="new" title="Tarik (halaman belum tersedia)">Tarik</a>. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai <i>Majapahit</i>, yang namanya diambil dari buah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maja" title="Maja">maja</a>, dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mongol" title="Mongol">Mongol</a> tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di teritori asing. Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muson" title="Muson">muson</a> agar dapat pulang, atau mereka harus terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: left;">Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertarajasa" title="Kertarajasa" class="mw-redirect">Kertarajasa Jayawardhana</a>. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ranggalawe" title="Ranggalawe">Ranggalawe</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lembu_Sora" title="Lembu Sora" class="mw-redirect">Sora</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nambi" title="Nambi">Nambi</a> memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mahapatih_Halayudha&action=edit&redlink=1" class="new" title="Mahapatih Halayudha (halaman belum tersedia)">Halayudha</a> lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kuti" title="Kuti" class="mw-redirect">Kuti</a>), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati. Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: left;"><span style="font-size:100%;">Anak dan penerus Wijaya, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jayanegara" title="Jayanegara" class="mw-redirect">Jayanegara</a>, adalah penguasa yang jahat dan amoral. Ia digelari <i>Kala Gemet</i>, yang berarti "penjahat lemah". Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuannya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tribhuwana_Wijayatunggadewi" title="Tribhuwana Wijayatunggadewi">Tribhuwana Wijayatunggadewi</a> untuk menjadi ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hayam_Wuruk" title="Hayam Wuruk">Hayam Wuruk</a>.</span></p> <h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kejayaan_Majapahit">Kejayaan Majapahit</span></h3> <div class="thumb tleft"> <div class="thumbinner" style="width: 142px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Golden_Celestial_Nymph_of_Majapahit.jpg" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/00/Golden_Celestial_Nymph_of_Majapahit.jpg/140px-Golden_Celestial_Nymph_of_Majapahit.jpg" class="thumbimage" width="140" height="361" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Golden_Celestial_Nymph_of_Majapahit.jpg" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div> <i>Bidadari Majapahit</i> yang anggun, ukiran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Emas" title="Emas">emas</a> <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Apsara" title="Apsara" class="mw-redirect">apsara</a></i> (bidadari surgawi) gaya khas Majapahit menggambarkan dengan sempurna zaman kerajaan Majapahit sebagai "zaman keemasan" di kepulauan nusantara.<br /><br /></div> </div> </div> <div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 202px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Gajah-Mada.jpg" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/aa/Gajah-Mada.jpg/200px-Gajah-Mada.jpg" class="thumbimage" width="200" height="221" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Gajah-Mada.jpg" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Terakota" title="Terakota">Terakota</a> wajah yang dipercaya sebagai potret Gajah Mada.</div> </div> </div> <p style="text-align: left;">Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1350" title="1350">1350</a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1389" title="1389">1389</a>. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_Mada" title="Gajah Mada">Gajah Mada</a>. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palembang" title="Palembang" class="mw-redirect">Palembang</a>,<span style="text-decoration: underline;"> </span>menyebabkan runtuhnya sisa-sisa kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya" title="Sriwijaya">Sriwijaya</a>.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: left;">Menurut <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Nagarakretagama" title="Kakawin Nagarakretagama">Kakawin Nagarakretagama</a></i> pupuh XIII-XV, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wilayah_taklukan_Majapahit" title="Wilayah taklukan Majapahit">daerah kekuasaan Majapahit</a> meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra" title="Sumatra" class="mw-redirect">Sumatra</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semenanjung_Malaya" title="Semenanjung Malaya">semenanjung Malaya</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Borneo" title="Borneo" class="mw-redirect">Borneo</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi" title="Sulawesi">Sulawesi</a>, kepulauan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara" title="Nusa Tenggara" class="mw-redirect">Nusa Tenggara</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maluku" title="Maluku">Maluku</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Papua" title="Papua">Papua</a>, dan sebagian kepulauan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filipina" title="Filipina">Filipina</a>. Namun demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja<sup id="cite_ref-Ricklefs_56_13-0" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit#cite_note-Ricklefs_56-13">[14]</a></sup>. Majapahit juga memiliki hubungan dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Campa" title="Campa" class="mw-redirect">Campa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja" title="Kamboja">Kamboja</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Siam" title="Siam">Siam</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Birma" title="Birma" class="mw-redirect">Birma</a> bagian selatan, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Vietnam">Vietnam</a>, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongkok" title="Tiongkok">Tiongkok</a>.</p> <h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Jatuhnya_Majapahit">Jatuhnya Majapahit</span></h3> <p style="text-align: left;">Sesudah mencapai puncaknya pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-14" title="Abad ke-14">abad ke-14</a>, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Tampaknya terjadi perang saudara (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Paregreg" title="Perang Paregreg">Perang Paregreg</a>) pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Demikian pula telah terjadi pergantian raja yang dipertengkarkan pada tahun 1450-an, dan pemberontakan besar yang dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun 1468.</p><div> </div><p style="text-align: left;">Dalam tradisi Jawa ada sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kronogram&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kronogram (halaman belum tersedia)">kronogram</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Candrasengkala&action=edit&redlink=1" class="new" title="Candrasengkala (halaman belum tersedia)">candrasengkala</a> yang berbunyi <i>sirna ilang kretaning bumi</i>. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Saka" title="Saka" class="mw-redirect">Saka</a>, atau 1478 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masehi" title="Masehi">Masehi</a>. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun demikian yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah gugurnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Brawijaya_V" title="Brawijaya V" class="mw-redirect">Bre Kertabumi</a>, raja ke-11 Majapahit, oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Girindrawardhana" title="Girindrawardhana">Girindrawardhana</a>.</p> <div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 182px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Muzium_Negara_KL38.JPG" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ac/Muzium_Negara_KL38.JPG/180px-Muzium_Negara_KL38.JPG" class="thumbimage" width="180" height="135" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Muzium_Negara_KL38.JPG" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div> Sebuah tampilan model kapal Majapahit di <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muzium_Negara&action=edit&redlink=1" class="new" title="Muzium Negara (halaman belum tersedia)">Muzium Negara</a></i>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kuala_Lumpur" title="Kuala Lumpur">Kuala Lumpur</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a>.</div> </div> </div> <p style="text-align: left;">Ketika Majapahit didirikan, pedagang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslim" title="Muslim">Muslim</a> dan para penyebar agama sudah mulai memasuki <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara" title="Nusantara">Nusantara</a>. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a>, yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Malaka" title="Kesultanan Malaka">Kesultanan Malaka</a>, mulai muncul di bagian barat Nusantara.</p><div> </div><p style="text-align: left;">Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tome_Pires" title="Tome Pires" class="mw-redirect">Tome Pires</a>), dan Italia (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pigafetta" title="Pigafetta" class="mw-redirect">Pigafetta</a>) mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adipati_Unus" title="Adipati Unus" class="mw-redirect">Adipati Unus</a>, penguasa dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Demak" title="Kesultanan Demak">Kesultanan Demak</a>, antara tahun 1518 dan 1521 M.</p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kebudayaan">Kebudayaan</span></h2> <div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 182px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Bajang_Ratu_Gate_Trowulan.jpg" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fb/Bajang_Ratu_Gate_Trowulan.jpg/180px-Bajang_Ratu_Gate_Trowulan.jpg" class="thumbimage" width="180" height="270" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Bajang_Ratu_Gate_Trowulan.jpg" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gapura_Bajang_Ratu" title="Gapura Bajang Ratu">Gapura Bajang Ratu</a>, diduga kuat menjadi gerbang masuk keraton Majapahit. Bangunan ini masih tegak berdiri di kompleks <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan" title="Trowulan" class="mw-redirect">Trowulan</a>.</div> </div> </div> <p style="text-align: left;">Ibu kota Majapahit di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan" title="Trowulan" class="mw-redirect">Trowulan</a> merupakan kota besar dan terkenal dengan perayaan besar keagamaan yang diselenggarakan setiap tahun. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Buddha" title="Agama Buddha">Agama Buddha</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Siwa" title="Siwa">Siwa</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Waisnawa" title="Waisnawa">Waisnawa</a> (pemuja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wisnu" title="Wisnu">Wisnu</a>) dipeluk oleh penduduk Majapahit, dan raja dianggap sekaligus titisan Buddha, Siwa, maupun Wisnu.</p><div> </div><p style="text-align: left;">Walaupun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bata" title="Batu bata">batu bata</a> telah digunakan dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi" title="Candi">candi</a> pada masa sebelumnya, arsitek Majapahitlah yang paling ahli menggunakannya. Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gula#Gula_Merah_.28Gula_jawa.29" title="Gula">gula merah</a> sebagai perekat batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Tikus" title="Candi Tikus">Candi Tikus</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gapura_Bajang_Ratu" title="Gapura Bajang Ratu">Gapura Bajang Ratu</a> di Trowulan, Mojokerto.</p> <h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Ekonomi">Ekonomi</span></h3> <div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 182px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Majapahit,_Piggy_Bank.jpg" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/04/Majapahit%2C_Piggy_Bank.jpg/180px-Majapahit%2C_Piggy_Bank.jpg" class="thumbimage" width="180" height="176" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Majapahit,_Piggy_Bank.jpg" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Celengan" title="Celengan">Celengan</a> zaman Majapahit, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_14" title="Abad 14" class="mw-redirect">abad 14</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_15" title="Abad 15" class="mw-redirect">15</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masehi" title="Masehi">Masehi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan" title="Trowulan" class="mw-redirect">Trowulan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur" title="Jawa Timur">Jawa Timur</a>. (Koleksi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Gajah" title="Museum Gajah" class="mw-redirect">Museum Gajah</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta" title="Jakarta" class="mw-redirect">Jakarta</a>)</div> </div> </div> <p style="text-align: left;">Majapahit merupakan negara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agraris" title="Agraris" class="mw-redirect">agraris</a> dan sekaligus negara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan" title="Perdagangan">perdagangan</a><sup id="cite_ref-Ricklefs_56_13-2" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit#cite_note-Ricklefs_56-13">[14]</a></sup>. Majapahit memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongkok" title="Tiongkok">Tiongkok</a> yang menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: left;">Menurut catatan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wang_Ta-yuan&action=edit&redlink=1" class="new" title="Wang Ta-yuan (halaman belum tersedia)">Wang Ta-yuan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagang" title="Pedagang">pedagang</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongkok" title="Tiongkok">Tiongkok</a>, komoditas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspor" title="Ekspor">ekspor</a> Jawa pada saat itu ialah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lada" title="Lada">lada</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garam" title="Garam">garam</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kain" title="Kain">kain</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Burung" title="Burung">burung</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kakak_tua" title="Kakak tua" class="mw-redirect">kakak tua</a>, sedangkan komoditas impornya adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mutiara" title="Mutiara">mutiara</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Emas" title="Emas">emas</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perak" title="Perak">perak</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sutra" title="Sutra">sutra</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Barang_keramik&action=edit&redlink=1" class="new" title="Barang keramik (halaman belum tersedia)">barang keramik</a>, dan barang dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Besi" title="Besi">besi</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mata_uang" title="Mata uang">Mata uangnya</a> dibuat dari campuran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perak" title="Perak">perak</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Timah_putih&action=edit&redlink=1" class="new" title="Timah putih (halaman belum tersedia)">timah putih</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timah_hitam" title="Timah hitam" class="mw-redirect">timah hitam</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga" title="Tembaga">tembaga</a><sup id="cite_ref-SNI434_18-0" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit#cite_note-SNI434-18">[19]</a></sup>. Selain itu, catatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Odorico_da_Pordenone" title="Odorico da Pordenone">Odorico da Pordenone</a>, biarawan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Katolik_Roma" title="Katolik Roma" class="mw-redirect">Katolik Roma</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Italia" title="Italia">Italia</a> yang mengunjungi Jawa pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1321" title="1321">1321</a>, menyebutkan bahwa istana raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Permata" title="Permata" class="mw-redirect">permata</a>. </p> <h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Struktur_pemerintahan">Struktur pemerintahan</span></h3> <p style="text-align: left;">Majapahit memiliki struktur <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan" title="Pemerintahan" class="mw-redirect">pemerintahan</a> dan susunan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Birokrasi" title="Birokrasi">birokrasi</a> yang teratur pada masa pemerintahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hayam_Wuruk" title="Hayam Wuruk">Hayam Wuruk</a>, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dewa" title="Dewa">dewa</a> di dunia dan ia memegang otoritas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Politik" title="Politik">politik</a> tertinggi.</p><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Aparat_birokrasi">Aparat birokrasi</span></h4> <p style="text-align: left;">Raja dibantu oleh sejumlah <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pejabat&action=edit&redlink=1" class="new" title="Pejabat (halaman belum tersedia)">pejabat</a> birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:</p><div style="text-align: justify;"> </div><dl><dd><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><i>Rakryan Mahamantri Katrini</i>, biasanya dijabat putra-putra raja</li><li><i>Rakryan Mantri ri Pakira-kiran</i>, dewan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Menteri" title="Menteri">menteri</a> yang melaksanakan pemerintahan</li><li><i>Dharmmadhyaksa</i>, para pejabat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum" title="Hukum">hukum</a> ke<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama">agamaan</a></li><li><i>Dharmma-upapatti</i>, para pejabat keagamaan</li></ul> </dd></dl> <p style="text-align: left;">Dalam <i>Rakryan Mantri ri Pakira-kiran</i> terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu <i>Rakryan Mapatih</i> atau <i>Patih Hamangkubhumi</i>. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut <i>Bhattara Saptaprabhu</i>.</p> <h4><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Pembagian_wilayah">Pembagian wilayah</span></h4> <p style="text-align: left;">Di bawah raja Majapahit terdapat pula sejumlah raja daerah, yang disebut <i>Paduka Bhattara</i>. Mereka biasanya merupakan saudara atau kerabat dekat raja dan bertugas dalam mengumpulkan penghasilan kerajaan, penyerahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Upeti" title="Upeti">upeti</a>, dan pertahanan kerajaan di wilayahnya masing-masing. Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prasasti_Wingun_Pitu&action=edit&redlink=1" class="new" title="Prasasti Wingun Pitu (halaman belum tersedia)">Prasasti Wingun Pitu</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1447" title="1447">1447</a> M) disebutkan bahwa pemerintahan Majapahit dibagi menjadi 14 daerah bawahan, yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar <i>Bhre</i>. Daerah-daerah bawahan tersebut yaitu:</p> <table class="" style="background-color: transparent;"> <tbody><tr> <td width="20%" align="left" valign="top"> <ul><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daha" title="Daha">Daha</a></li><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jagaraga" title="Jagaraga">Jagaraga</a></li><li><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kabalan&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kabalan (halaman belum tersedia)">Kabalan</a></li></ul> </td> <td width="20%" align="left" valign="top"> <ul><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kahuripan" title="Kahuripan" class="mw-redirect">Kahuripan</a></li><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keling" title="Keling">Keling</a></li><li><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelinggapura&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kelinggapura (halaman belum tersedia)">Kelinggapura</a></li></ul> </td> <td width="20%" align="left" valign="top"> <ul><li><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kembang_Jenar&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kembang Jenar (halaman belum tersedia)">Kembang Jenar</a></li><li><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Matahun&action=edit&redlink=1" class="new" title="Matahun (halaman belum tersedia)">Matahun</a></li><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pajang" title="Pajang">Pajang</a></li></ul> </td> <td width="20%" align="left" valign="top"> <ul><li><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Singhapura&action=edit&redlink=1" class="new" title="Singhapura (halaman belum tersedia)">Singhapura</a></li><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanjungpura" title="Tanjungpura">Tanjungpura</a></li><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tumapel" title="Tumapel" class="mw-redirect">Tumapel</a></li></ul> </td> <td width="20%" align="left" valign="top"> <ul><li><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wengker&action=edit&redlink=1" class="new" title="Wengker (halaman belum tersedia)">Wengker</a></li><li><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wirabumi&action=edit&redlink=1" class="new" title="Wirabumi (halaman belum tersedia)">Wirabumi</a></li></ul> </td> </tr> </tbody></table> <p><br /></p> <h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Raja-raja_Majapahit">Raja-raja Majapahit</span></h2> <div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 322px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Rajasa-Dynasty_id.svg" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/84/Rajasa-Dynasty_id.svg/320px-Rajasa-Dynasty_id.svg.png" class="thumbimage" width="320" height="421" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Rajasa-Dynasty_id.svg" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div><div style="text-align: center;"> Silsilah wangsa Rajasa, keluarga penguasa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singhasari" title="Singhasari" class="mw-redirect">Singhasari</a> dan Majapahit. Penguasa ditandai dalam gambar ini.</div></div> </div> </div> <p style="text-align: left;">Berikut adalah daftar penguasa Majapahit. Perhatikan bahwa terdapat periode kekosongan antara pemerintahan Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan Girishawardhana yang mungkin diakibatkan oleh krisis suksesi yang memecahkan keluarga kerajaan Majapahit menjadi dua kelompok.</p> <ol style="text-align: justify;"><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Wijaya" title="Raden Wijaya">Raden Wijaya</a>, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1293" title="1293">1293</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1309" title="1309">1309</a>)</li><li>Kalagamet, bergelar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jayanagara" title="Jayanagara">Sri Jayanagara</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1309" title="1309">1309</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1328" title="1328">1328</a>)</li><li>Sri Gitarja, bergelar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tribhuwana_Wijayatunggadewi" title="Tribhuwana Wijayatunggadewi">Tribhuwana Wijayatunggadewi</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1328" title="1328">1328</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1350" title="1350">1350</a>)</li><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hayam_Wuruk" title="Hayam Wuruk">Hayam Wuruk</a>, bergelar Sri Rajasanagara (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1350" title="1350">1350</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1389" title="1389">1389</a>)</li><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikramawardhana" title="Wikramawardhana">Wikramawardhana</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1389" title="1389">1389</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1429" title="1429">1429</a>)</li><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suhita" title="Suhita">Suhita</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1429" title="1429">1429</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1447" title="1447">1447</a>)</li><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertawijaya" title="Kertawijaya">Kertawijaya</a>, bergelar Brawijaya I (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1447" title="1447">1447</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1451" title="1451">1451</a>)</li><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rajasawardhana" title="Rajasawardhana">Rajasawardhana</a>, bergelar Brawijaya II (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1451" title="1451">1451</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1453" title="1453">1453</a>)</li><li>Purwawisesa atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Girishawardhana" title="Girishawardhana">Girishawardhana</a>, bergelar Brawijaya III (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1456" title="1456">1456</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1466" title="1466">1466</a>)</li><li>Bhre Pandansalas, atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suraprabhawa" title="Suraprabhawa">Suraprabhawa</a>, bergelar Brawijaya IV (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1466" title="1466">1466</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1468" title="1468">1468</a>)</li><li>Bhre Kertabumi, bergelar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Brawijaya_V" title="Brawijaya V" class="mw-redirect">Brawijaya V</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1468" title="1468">1468</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1478" title="1478">1478</a>)</li><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Girindrawardhana" title="Girindrawardhana">Girindrawardhana</a>, bergelar Brawijaya VI (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1478" title="1478">1478</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1498" title="1498">1498</a>)</li><li>Hudhara, bergelar <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Brawijaya_VII&action=edit&redlink=1" class="new" title="Brawijaya VII (halaman belum tersedia)">Brawijaya VII</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1498" title="1498">1498</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1518" title="1518">1518</a>)</li></ol> <h2><br /><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Warisan_sejarah"></span></h2><h2><span class="mw-headline" id="Warisan_sejarah">Warisan sejarah</span></h2> <div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 182px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Museum_f%C3%BCr_Indische_Kunst_Dahlem_Berlin_Mai_2006_033.jpg" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/1f/Museum_f%C3%BCr_Indische_Kunst_Dahlem_Berlin_Mai_2006_033.jpg/180px-Museum_f%C3%BCr_Indische_Kunst_Dahlem_Berlin_Mai_2006_033.jpg" class="thumbimage" width="180" height="240" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Museum_f%C3%BCr_Indische_Kunst_Dahlem_Berlin_Mai_2006_033.jpg" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div><div style="text-align: center;"> Arca pertapa Hindu dari masa Majapahit akhir. Koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.</div></div> </div> </div> <p style="text-align: left;">Majapahit telah menjadi sumber inspirasi kejayaan masa lalu bagi bangsa-bangsa Nusantara pada abad-abad berikutnya.</p> <h4><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Legitimasi_politik">Legitimasi politik</span></h4> <p style="text-align: left;">Kesultanan-kesultanan Islam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Demak" title="Kesultanan Demak">Demak</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Pajang" title="Kesultanan Pajang">Pajang</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Mataram" title="Kesultanan Mataram">Mataram</a> berusaha mendapatkan legitimasi atas kekuasaan mereka melalui hubungan ke Majapahit. Demak menyatakan legitimasi keturunannya melalui <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Brawijaya" title="Brawijaya">Kertabhumi</a>; pendirinya, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Patah" title="Raden Patah">Raden Patah</a>, menurut babad-babad keraton Demak dinyatakan sebagai anak Kertabhumi dan seorang <i>Putri Cina</i>, yang dikirim ke luar istana sebelum ia melahirkan. Penaklukan Mataram atas <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wirasaba&action=edit&redlink=1" class="new" title="Wirasaba (halaman belum tersedia)">Wirasaba</a> tahun 1615 yang dipimpin langsung oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Agung" title="Sultan Agung" class="mw-redirect">Sultan Agung</a> sendiri memiliki arti penting karena merupakan lokasi ibukota Majapahit. Keraton-keraton Jawa Tengah memiliki tradisi dan silsilah yang berusaha membuktikan hubungan para rajanya dengan keluarga kerajaan Majapahit — sering kali dalam bentuk makam leluhur, yang di Jawa merupakan <i>bukti</i> penting — dan legitimasi dianggap meningkat melalui hubungan tersebut. Bali secara khusus mendapat pengaruh besar dari Majapahit, dan masyarakat Bali menganggap diri mereka penerus sejati kebudayaan Majapahit.</p><div style="text-align: left;"> </div><p style="text-align: left;">Para penggerak nasionalisme Indonesia modern, termasuk mereka yang terlibat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kebangkitan_nasional" title="Kebangkitan nasional" class="mw-redirect">Gerakan Kebangkitan Nasional</a> di awal abad ke-20, telah merujuk pada Majapahit, disamping <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Sriwijaya" title="Kerajaan Sriwijaya" class="mw-redirect">Sriwijaya</a>, sebagai contoh gemilang masa lalu Indonesia. Majapahit kadang dijadikan acuan batas politik negara Republik Indonesia saat ini. Dalam propaganda yang dijalankan tahun 1920-an, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Komunis_Indonesia" title="Partai Komunis Indonesia">Partai Komunis Indonesia</a> menyampaikan visinya tentang masyarakat tanpa kelas sebagai penjelmaan kembali dari Majapahit yang diromantiskan.<span style="text-decoration: underline;"> </span>Sukarno juga mengangkat Majapahit untuk kepentingan persatuan bangsa, sedangkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Baru" title="Orde Baru" class="mw-redirect">Orde Baru</a> menggunakannya untuk kepentingan perluasan dan konsolidasi kekuasaan negara. Sebagaimana Majapahit, negara Indonesia modern meliputi wilayah yang luas dan secara politik berpusat di pulau Jawa.</p> <h4><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Arsitektur">Arsitektur</span></h4> <div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 182px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Pair_of_door_guardians_SF_Asian_Art_Museum.JPG" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/40/Pair_of_door_guardians_SF_Asian_Art_Museum.JPG/180px-Pair_of_door_guardians_SF_Asian_Art_Museum.JPG" class="thumbimage" width="180" height="135" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Pair_of_door_guardians_SF_Asian_Art_Museum.JPG" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div><div style="text-align: center;"> Sepasang patung penjaga gerbang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-14" title="Abad ke-14">abad ke-14</a> dari kuil Majapahit di Jawa Timur (<i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Museum_of_Asian_Art&action=edit&redlink=1" class="new" title="Museum of Asian Art (halaman belum tersedia)">Museum of Asian Art</a></i>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/San_Francisco" title="San Francisco">San Francisco</a>)</div></div> </div> </div> <p style="text-align: left;">Majapahit memiliki pengaruh yang nyata dan berkelanjutan dalam bidang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur" title="Arsitektur">arsitektur</a> di Indonesia. Penggambaran bentuk paviliun (<i>pendopo</i>) berbagai bangunan di ibukota Majapahit dalam kitab <i>Negarakretagama</i> telah menjadi inspirasi bagi arsitektur berbagai bangunan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keraton" title="Keraton">keraton</a> di Jawa serta <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pura" title="Pura">Pura</a> dan kompleks perumahan masyarakat di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bali" title="Bali">Bali</a> masa kini.</p> <h4><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Persenjataan">Persenjataan</span></h4> <p style="text-align: left;">Pada zaman Majapahit terjadi perkembangan, pelestarian, dan penyebaran teknik pembuatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris" title="Keris">keris</a> berikut fungsi sosial dan ritualnya. Teknik pembuatan keris mengalami penghalusan dan pemilihan bahan menjadi semakin selektif. Keris pra-Majapahit dikenal berat namun semenjak masa ini dan seterusnya, bilah keris yang ringan tetapi kuat menjadi petunjuk kualitas sebuah keris. Penggunaan keris sebagai tanda kebesaran kalangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aristokrasi" title="Aristokrasi">aristokrat</a> juga berkembang pada masa ini dan meluas ke berbagai penjuru Nusantara, terutama di bagian barat.</p><div> </div><p style="text-align: justify;">Selain keris, berkembang pula teknik pembuatan dan penggunaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tombak" title="Tombak">tombak</a>.</p> <h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kesenian_modern">Kesenian modern</span></h2> <p style="text-align: left;">Kebesaran kerajaan ini dan berbagai intrik politik yang terjadi pada masa itu menjadi sumber inspirasi tidak henti-hentinya bagi para seniman masa selanjutnya untuk menuangkan kreasinya, terutama di Indonesia. Berikut adalah daftar beberapa karya seni yang berkaitan dengan masa tersebu</p><p><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Puisi_lama"><span style="font-weight: bold;">Puisi lama kaya zaman Majapahit</span><br /></span></p> <ul style="text-align: justify;"><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Serat" title="Serat">Serat</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Darmagandhul" title="Darmagandhul" class="mw-redirect">Darmagandhul</a>, sebuah kitab yang tidak jelas penulisnya karena menggunakan nama pena <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ki_Kalamwadi&action=edit&redlink=1" class="new" title="Ki Kalamwadi (halaman belum tersedia)">Ki Kalamwadi</a>, namun diperkirakan dari masa Kasunanan Surakarta. Kitab ini berkisah tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan keyakinan orang Majapahit dari agama sinkretis "Buda" ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a> dan sejumlah ibadah yang perlu dilakukan sebagai umat Islam.</li></ul><br /></td></tr></tbody></table>Indonesia Perkasahttp://www.blogger.com/profile/09564317362250853389noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6696362411559754530.post-56912768858909027352010-06-16T02:30:00.000-07:002010-06-16T02:35:43.817-07:00Majapahit Kerajaan Maritim Asia Tenggara<div class="post-header"> </div> <div style="text-align: justify;"> Mula pertama kali dirasakan Kejayaan Indonesia adalah pada abad 13-15 masehi dimana saat itu seluruh wilayah kepulauan ini dikuasai oleh Kerajaan Majapahit, khususnya saat diperintah oleh Mahapatih (Perdana Menteri) Gajah Mada, dibawah kendali dan daulat Prabu Hayam Wuruk. Kerjaan ini didirikan oleh raden Wijaya pada tahun 1293, dibawah reruntuhan Kerajaan Kediri yang telah hancur diserang oleh balatentara Cina dibawah Raja Khu Bilai Khan. Daulat Majapahit di akui oleh berbagai kerajaan-kerajaan nusantara mulai dari Aceh, Melayu, Jambi, Tulang Bawang, Sambas, Ternate, Banjar, Bali, Dompu, Singkawang, Seram, Papua, bahkan hingga Pahang, Kedah, Tumasik, Sulu, Mindanao, Sabah, Brunei dan lain-lain. Pengaruhnya juga terasa hingga ke kerajaan Champa, Da Nang, Thailand, Pattani hingga ke Colamandala di India. Armada dagang Majapahit bersiliweran di perairan nusantara dan sekitarnya disertai dengan armada kapal-kapal perang cepatnya. Seni budaya berkembang pesat, kesusasteraan pun hebat, juga perekonomian sudah menggunakan mata uang emas. Ibukota Majapahit yang berkedudukan di Trowulan pun sangat besar dan luas meski sebagian besar bahan bangunannya masih menggunakan kayu. Kesatuan militernya sangat hebat dan menempatkan dengan cepat bala tentaranya kesegenap pelosok wilayah dengan menggunakan kapal-kapal perangnya yang berpangkalan dipelabuhan Tuban, Gresik, Jepara, Banjar, Tumasik dan Seram. Hasil buminya pun melimpah dengan komoditi dagangnya yang utama berupa, hasil bumi palawija, rempah-rempah, emas dan perak yang ditukar denga komoditi internasional saat itu berupa tembikar, kain sutera, timah, dan lain sebagainya. <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtnZqXlX9iUv9HXiBIqcVc0qitAgQ0lP2LiUUxhHqtLukZjH5FnsYuAy4JI4-Gk4m203o8s3SFagIzG_GpsAmxMxXywXlFxqUyhKpd_6jJni4h3lYRHI494kGYMR7FInkq4NikYSynHZY/s1600/majapahit-01.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 178px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtnZqXlX9iUv9HXiBIqcVc0qitAgQ0lP2LiUUxhHqtLukZjH5FnsYuAy4JI4-Gk4m203o8s3SFagIzG_GpsAmxMxXywXlFxqUyhKpd_6jJni4h3lYRHI494kGYMR7FInkq4NikYSynHZY/s320/majapahit-01.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5483301769065550354" border="0" /></a></div>Indonesia Perkasahttp://www.blogger.com/profile/09564317362250853389noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6696362411559754530.post-868885455963032842010-06-16T02:11:00.000-07:002010-06-16T02:59:29.107-07:00Kerajaan Sriwijaya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9dH9WFVuc4nIIiHj_kMX5njrKixv21wLOva8qRZOlJOyHPL7igCBzTvhiU714pGWLQklEgDXL8zP5IL25jD5nzCHW9Dtb0cwWTql2rO8CxlqXzBmEWl1PD7K_mO275FVyBy13j3GHIkk/s1600/250px-Srivijaya_Empire_id.svg.png"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 250px; height: 254px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9dH9WFVuc4nIIiHj_kMX5njrKixv21wLOva8qRZOlJOyHPL7igCBzTvhiU714pGWLQklEgDXL8zP5IL25jD5nzCHW9Dtb0cwWTql2rO8CxlqXzBmEWl1PD7K_mO275FVyBy13j3GHIkk/s320/250px-Srivijaya_Empire_id.svg.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5483305188859236562" border="0" /></a><br /><p style="text-align: justify;"><b>Kerajaan Sriwijaya</b> (atau juga disebut <b>Srivijaya</b>; <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Thai" title="Aksara Thai">Thai</a>: ศรีวิชัย atau "Ṣ̄rī wichạy") adalah salah satu <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerajaan_maritim&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kerajaan maritim (halaman belum tersedia)">kerajaan maritim</a> yang kuat dan berkedudukan di pulau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra" title="Sumatra" class="mw-redirect">Sumatra</a> serta banyak memberi pengaruh di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara" title="Nusantara">Nusantara</a> dengan daerah kekuasaan membentang dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja" title="Kamboja">Kamboja</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semenanjung_Malaya" title="Semenanjung Malaya">Semenanjung Malaya</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera" title="Sumatera">Sumatera</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan" title="Kalimantan">Kalimantan</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi" title="Sulawesi">Sulawesi</a>. Kerajaan ini eksis sekitar abad ke 7 hingga abad 13 masehi dan merupakan Kerajaan yang berbasiskan agama Budha. Dalam bahasa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sansekerta" title="Sansekerta" class="mw-redirect">Sansekerta</a>, <i>sri</i> berarti "bercahaya" dan <i>wijaya</i> berarti "kemenangan". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/I_Tsing" title="I Tsing" class="mw-redirect">I-tsing</a>, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjut prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kedukan_Bukit" title="Prasasti Kedukan Bukit">Prasasti Kedukan Bukit</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palembang" title="Kota Palembang">Palembang</a>, bertarikh 682. Rajanya yang terkenal adalah Balaputeradewa. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan diantaranya serangan dari raja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dharmawangsa" title="Dharmawangsa">Dharmawangsa</a> dari Jawa ditahun 990, dan tahun 1025 serangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rajendra_Chola" title="Rajendra Chola" class="mw-redirect">Rajendra Coladewa</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Koromandel" title="Koromandel" class="mw-redirect">Koromandel</a>, selanjutnya tahun 1183 Sriwijaya dibawah kendali <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Dharmasraya" title="Kerajaan Dharmasraya" class="mw-redirect">Kerajaan Dharmasraya</a>. Dan di akhir masa, kerajaan ini takluk di bawah kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" title="Majapahit">Majapahit</a><span style="text-decoration: underline;"> pada abad ke 13</span>.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Setelah kekuasaan Sriwijaya jatuh, kerajaan ini terlupakan dan sejarawan tidak mengetahui keberadaan kerajaan ini. penggantinya muncul dalam kerajaan-kerajaan kecil yang benama Tulang Bawang, Pagaruyung, Aceh, Kampar, Siak dan Melayu. Eksistensi Sriwijaya baru diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan Perancis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/George_C%C5%93d%C3%A8s" title="George Cœdès">George Cœdès</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%C3%89cole_fran%C3%A7aise_d%27Extr%C3%AAme-Orient&action=edit&redlink=1" class="new" title="École française d'Extrême-Orient (halaman belum tersedia)">École française d'Extrême-Orient</a><sup id="cite_ref-end_1-4" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya#cite_note-end-1">[2]</a></sup>. Sekitar tahun 1992 hingga 1993, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pierre-Yves_Manguin&action=edit&redlink=1" class="new" title="Pierre-Yves Manguin (halaman belum tersedia)">Pierre-Yves Manguin</a> membuktikan bahwa pusat Sriwijaya berada di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Musi" title="Sungai Musi">Sungai Musi</a> antara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bukit_Seguntang" title="Bukit Seguntang">Bukit Seguntang</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sabokingking&action=edit&redlink=1" class="new" title="Sabokingking (halaman belum tersedia)">Sabokingking</a> (terletak di provinsi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Selatan" title="Sumatra Selatan" class="mw-redirect">Sumatra Selatan</a>, Indonesia).</p><h2><span class="mw-headline" id="Historiografi">Historiografi</span></h2> <p style="text-align: justify;">Sebenarnya tidak terdapat catatan sebagai bukti sejarah lebih lanjut mengenai Kerajaan Sriwijaya dalam sejarah Indonesia modern; masa lalunya yang terlupakan dibentuk kembali oleh para sarjana asing. Tidak ada orang Indonesia modern (para sejarawan/sarjana lokal) yang mendengar mengenai Sriwijaya sampai tahun 1920-an, ketika sarjana Perancis <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=George_Coed%C3%A8s&action=edit&redlink=1" class="new" title="George Coedès (halaman belum tersedia)">George Coedès</a> mempublikasikan penemuannya dalam koran berbahasa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Belanda" title="Bahasa Belanda">Belanda</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia" title="Bahasa Indonesia">Indonesia</a>. Coedès menyatakan bahwa referensi Tiongkok terhadap "San-fo-ts'i", sebelumnya dibaca "Sribhoja", dan beberapa prasasti dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu" title="Bahasa Melayu">Melayu Kuno</a> merujuk pada kekaisaran yang sama.</p><div> </div><p style="text-align: justify;">Sampai saat ini Kerajaan Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal, dan kerajaan besar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara" title="Nusantara">Nusantara</a> selain <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" title="Majapahit">Majapahit</a> di Jawa Timur. Pada abad ke-20, kedua kerajaan tersebut menjadi referensi oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> merupakan satu kesatuan negara sebelelum <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia-Belanda" title="Hindia-Belanda">kolonialisme Belanda</a>.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Kerajaan Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebutnya <i>Shih-li-fo-shih</i> atau <i>San-fo-ts'i</i> atau <i>San Fo Qi</i>. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali, kerajaan Sriwijaya disebut <i>Yavadesh</i> dan <i>Javadeh</i>. Bangsa Arab menyebutnya <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Zabaj&action=edit&redlink=1" class="new" title="Zabaj (halaman belum tersedia)">Zabag</a> dan Khmer menyebutnya <i>Malayu</i>. Banyaknya nama merupakan alasan lain mengapa Sriwijaya sangat sulit ditemukan.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Berikut ini adalah beberapa sumber sejarah yang diketahui berkaitan dengan Sriwijaya:</p><h3><span class="mw-headline" id="Prasasti_yang_berkaitan_dengan_Sriwijaya">Prasasti yang berkaitan dengan Sriwijaya</span></h3> <p style="text-align: justify;">- <a style="color: rgb(51, 0, 51);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prasasti_Ligor&action=edit&redlink=1" class="new" title="Prasasti Ligor (halaman belum tersedia)">Prasasti Ligor</a><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> di </span><a style="color: rgb(51, 0, 51);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a><br /><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> - </span><a style="color: rgb(51, 0, 51);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prasasti_Kanton&action=edit&redlink=1" class="new" title="Prasasti Kanton (halaman belum tersedia)">Prasasti Kanton</a><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> di Kanton</span><br /><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> - </span><a style="color: rgb(51, 0, 51);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prasasti_Siwagraha&action=edit&redlink=1" class="new" title="Prasasti Siwagraha (halaman belum tersedia)">Prasasti Siwagraha</a><br /><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> - </span><a style="color: rgb(51, 0, 51);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prasasti_Nalanda&action=edit&redlink=1" class="new" title="Prasasti Nalanda (halaman belum tersedia)">Prasasti Nalanda</a><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> di India</span><br /><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> - </span><a style="color: rgb(51, 0, 51);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piagam_Leiden&action=edit&redlink=1" class="new" title="Piagam Leiden (halaman belum tersedia)">Piagam Leiden</a><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> di India</span><br /><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> - </span><a style="color: rgb(51, 0, 51);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prasasti_Tanjor&action=edit&redlink=1" class="new" title="Prasasti Tanjor (halaman belum tersedia)">Prasasti Tanjor</a><br /><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> - </span><a style="color: rgb(51, 0, 51);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Grahi" title="Prasasti Grahi">Prasasti Grahi</a><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> di Chaiya</span><br /><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> - </span><a style="color: rgb(51, 0, 51);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Padang_Roco" title="Prasasti Padang Roco">Prasasti Padang Roco</a><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> di Dharmasraya</span><br /><span style="color: rgb(51, 0, 51);"> - </span><a style="color: rgb(51, 0, 51);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prasasti_Srilangka&action=edit&redlink=1" class="new" title="Prasasti Srilangka (halaman belum tersedia)">Prasasti Srilangka</a><br /></p><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sumber_berita_Tiongkok">Sumber berita Tiongkok</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">- Kronik dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Tang" title="Dinasti Tang">Dinasti Tang</a><br />- Kronik <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dinasti_Sung&action=edit&redlink=1" class="new" title="Dinasti Sung (halaman belum tersedia)">Dinasti Sung</a><br />- Kronik <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Ming" title="Dinasti Ming">Dinasti Ming</a><br />- Kronik Perjalanan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/I_Tsing" title="I Tsing" class="mw-redirect">I Tsing</a><br />- Kronik <i>Chu-fan-chi</i> oleh Chau Ju-kua<br />- Kronik <i>Tao Chih Lio</i> oleh Wang Ta Yan<br />- Kronik <i>Ling-wai Tai-ta</i> oleh Chou Ku Fei<br />- Kronik <i>Ying-yai Sheng-lan</i> oleh Ma Huan<br /></p><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Prasasti_berbahasa_Melayu_Kuno">Prasasti berbahasa Melayu Kuno</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">- <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kedukan_Bukit" title="Prasasti Kedukan Bukit">Prasasti Kedukan Bukit</a> tanggal 16 Juni 682 Masehi di Palembang<br />- <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Talang_Tuo" title="Prasasti Talang Tuo" class="mw-redirect">Prasasti Talang Tuo</a> tanggal 23 Maret 684 Masehi di Palembang<br />- <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Telaga_Batu" title="Prasasti Telaga Batu">Prasasti Telaga Batu</a> abad ke-7 Masehi di Palembang<br />- <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Palas_Pasemah" title="Prasasti Palas Pasemah">Prasasti Palas Pasemah</a> abad ke-7 Masehi di <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=KabupatenLampung_Selatan&action=edit&redlink=1" class="new" title="KabupatenLampung Selatan (halaman belum tersedia)">Lampung Selatan</a><br />- <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Karang_Brahi" title="Prasasti Karang Brahi">Prasasti Karang Brahi</a> abad ke-7 Masehi di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jambi" title="Jambi">Jambi</a><br />- <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kota_Kapur" title="Prasasti Kota Kapur">Prasasti Kota Kapur</a> tanggal 28 Februari 686 Masehi di P. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bangka" title="Bangka">Bangka</a><br />- <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Sojomerto" title="Prasasti Sojomerto">Prasasti Sojomerto</a> abad ke-7 Masehi di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Batang" title="Kabupaten Batang">Kabupaten Batang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah" title="Jawa Tengah">Jawa Tengah</a><span class="editsection"><span style="font-weight: bold;"><br /></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span class="editsection"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span style="font-weight: bold;" class="mw-headline" id="Kitab_beraksara_Melayu">Kitab beraksara Melayu</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">- <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Undang-Undang_Tanjung_Tanah" title="Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah">Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerinci" title="Kerinci">Kerinci</a></p><p style="text-align: justify;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerinci" title="Kerinci"><br /></a></p><h2><span class="mw-headline" id="Pembentukan_dan_pertumbuhan">Pembentukan dan pertumbuhan Sriwijaya<br /></span></h2> <p style="text-align: justify;">Belum banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan. Kekaisaran Sriwijaya telah ada sejak 671 sesuai dengan catatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/I_Tsing" title="I Tsing" class="mw-redirect">I-tsing</a>.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara maritim. Negara ini tidak memperluas kekuasaannya diluar wilayah kepulauan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a>, dengan pengecualian berkontribusi untuk populasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Madagaskar" title="Madagaskar">Madagaskar</a> sejauh 3.300 mil di barat. Sekitar tahun 500, akar Sriwijaya mulai berkembang di wilayah sekitar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palembang" title="Palembang" class="mw-redirect">Palembang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera" title="Sumatera">Sumatera</a>. Kerajaan ini terdiri atas tiga zona utama - daerah ibukota muara yang berpusatkan Palembang, lembah Sungai Musi yang berfungsi sebagai daerah pendukung dan daerah-daerah muara saingan yang mampu menjadi pusat kekuasan saingan. Wilayah hulu sungai Musi kaya akan berbagai komoditas yang berharga untuk pedagang Tiongkok Ibukota diperintah secara langsung oleh penguasa, sementara daerah pendukung tetap diperintah oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Datu" title="Datu">datu</a> setempat.</p><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;" class="thumb tleft"> <div class="thumbinner" style="width: 182px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Candi_Gumpung_Muarojambi.jpg" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/75/Candi_Gumpung_Muarojambi.jpg/180px-Candi_Gumpung_Muarojambi.jpg" class="thumbimage" width="180" height="125" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Candi_Gumpung_Muarojambi.jpg" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div><div style="text-align: left;"> Candi Gumpung, candi Buddha di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muaro_Jambi" title="Muaro Jambi" class="mw-redirect">Muaro Jambi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Melayu" title="Kerajaan Melayu">Kerajaan Melayu</a> yang ditaklukkan Sriwijaya.<br /><br /></div></div> </div> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;" class="thumb tleft"> <div class="thumbinner" style="width: 182px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Chaiya_Wat_Kaew.jpg" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/2a/Chaiya_Wat_Kaew.jpg/180px-Chaiya_Wat_Kaew.jpg" class="thumbimage" width="180" height="131" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Chaiya_Wat_Kaew.jpg" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div><div style="text-align: left;"> Reruntuhan Wat (Candi) Kaew yang berasal dari zaman Sriwijaya di Chaiya, Thailand Selatan.<br /><br /></div></div> </div> </div><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kedukan_Bukit" title="Prasasti Kedukan Bukit">Prasasti Kedukan Bukit</a> pada tahun 682 di bawah kepemimpinan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dapunta_Hyang_Jayanasa&action=edit&redlink=1" class="new" title="Dapunta Hyang Jayanasa (halaman belum tersedia)">Dapunta Hyang Jayanasa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Minanga" title="Kerajaan Minanga" class="mw-redirect">Kerajaan Minanga</a> takluk di bawah imperium Sriwijaya. Penguasaan atas <i>Malayu</i> yang kaya emas telah meningkatkan prestise kerajaan.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Berdasarkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kota_Kapur" title="Prasasti Kota Kapur">Prasasti Kota Kapur</a> yang yang berangka tahun 682 dan ditemukan di pulau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bangka" title="Bangka">Bangka</a>, Pada akhir abad ke-7 kemaharajaan ini telah menguasai bagian selatan Sumatera, pulau Bangka dan Belitung, hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lampung" title="Lampung">Lampung</a>. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Jayanasa telah melancarkan ekspedisi militer untuk menghukum Bhumi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a> yang tidak berbakti kepada Sriwijaya, peristiwa ini bersamaan dengan runtuhnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagara" title="Tarumanagara" class="mw-redirect">Tarumanagara</a> di Jawa Barat dan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah yang kemungkinan besar akibat serangan Sriwijaya. Sriwijaya tumbuh dan berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selat_Malaka" title="Selat Malaka">Selat Malaka</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selat_Sunda" title="Selat Sunda">Selat Sunda</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_China_Selatan" title="Laut China Selatan" class="mw-redirect">Laut China Selatan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Jawa" title="Laut Jawa">Laut Jawa</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selat_Karimata" title="Selat Karimata">Selat Karimata</a>.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Di abad ke-7, orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan di Sumatera yaitu <i>Malayu</i> dan <i>Kedah</i> dan tiga kerajaan di Jawa menjadi bagian kemaharajaan Sriwijaya. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanegara" title="Tarumanegara" class="mw-redirect">Tarumanegara</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Holing" title="Holing" class="mw-redirect">Holing</a> berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan, pada masa ini pula wangsa Melayu-Budha <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sailendra" title="Sailendra" class="mw-redirect">Sailendra</a> bermigrasi ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah" title="Jawa Tengah">Jawa Tengah</a> dan berkuasa disana. Di abad ini pula, Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan. Di masa berikutnya, Pan Pan dan Trambralinga, yang terletak di sebelah utara Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Ekspansi kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya, menjadikan Sriwijaya mengontrol dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi, ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja" title="Kamboja">Kamboja</a>. Di abad ke-7, pelabuhan Cham di sebelah timur Indochina mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal tersebut, Maharaja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wisnu_%28raja%29" title="Wisnu (raja)">Dharmasetu</a> melancarkan beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Mekong" title="Sungai Mekong" class="mw-redirect">sungai Mekong</a>, di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan dominasinya atas Kamboja, sampai raja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Khmer" title="Khmer" class="mw-redirect">Khmer</a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jayawarman_II&action=edit&redlink=1" class="new" title="Jayawarman II (halaman belum tersedia)">Jayawarman II</a>, pendiri imperium Khmer, memutuskan hubungan dengan kerajaan di abad yang sama.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Setelah Dharmasetu, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Samaratungga" title="Samaratungga">Samaratungga</a> menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yang ekspansionis, Samaratungga tidak melakukan ekspansi militer, tetapi lebih memilih untuk memperkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinannya, ia membangun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur" title="Borobudur">candi Borobudur</a> di Jawa Tengah yang selesai pada tahun 825.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Di abad ke-9, wilayah kemaharajaan Sriwijaya meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera" title="Sumatera">Sumatera</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sri_Lanka" title="Sri Lanka">Sri Lanka</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Semenanjung Malaya</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat" title="Jawa Barat">Jawa Barat</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi" title="Sulawesi">Sulawesi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maluku" title="Maluku">Maluku</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan" title="Kalimantan">Kalimantan</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filipina" title="Filipina">Filipina</a>. Dengan penguasaan tersebut, kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim yang hebat hingga abad ke-13.</p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Budha_Vajrayana">Budha Vajrayana</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Sebagai pusat pengajaran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budha" title="Budha">Budha</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vajrayana" title="Vajrayana">Vajrayana</a>, Sriwijaya menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari Tiongkok <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/I_Tsing" title="I Tsing" class="mw-redirect">I-tsing</a>, yang melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan studinya di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nalanda" title="Nalanda">Universitas Nalanda</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a>, pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/671" title="671">671</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/695" title="695">695</a>, serta di abad ke-11, <b>Atisha</b>, seorang sarjana Budha asal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Benggala" title="Benggala">Benggala</a> yang berperan dalam mengembangkan Budha Vajrayana di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tibet" title="Tibet">Tibet</a>. I-tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi ribuan sarjana Budha sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha. Pengunjung yang datang ke pulau ini menyebutkan bahwa koin <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Emas" title="Emas">emas</a> telah digunakan di pesisir kerajaan.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Selain itu ajaran Buddha aliran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Buddha_Hinayana" title="Buddha Hinayana" class="mw-redirect">Buddha Hinayana</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Buddha_Mahayana" title="Buddha Mahayana" class="mw-redirect">Buddha Mahayana</a> juga turut berkembang di Sriwijaya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Relasi_dengan_kekuatan_regional">Relasi dengan kekuatan regional</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;" class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 142px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Borom_That_Chaiya.jpg" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a9/Borom_That_Chaiya.jpg/140px-Borom_That_Chaiya.jpg" class="thumbimage" width="140" height="239" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Borom_That_Chaiya.jpg" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div><div style="text-align: left;"> Pagoda Borom That bergaya Sriwijaya di Chaiya, Thailand.</div></div> </div> </div><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi, dinyatakan bahwa pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Kamboja, dan Vietnam Selatan. Dominasi atas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selat_Malaka" title="Selat Malaka">Selat Malaka</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selat_Sunda" title="Selat Sunda">Selat Sunda</a>, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan biaya atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengakumulasi kekayaannya sebagai pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Minanga" title="Kerajaan Minanga" class="mw-redirect">Minanga</a> merupakan kekuatan pertama yang menjadi pesaing Sriwijaya yang akhirnya dapat ditaklukkan pada abad ke-7. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Melayu" title="Kerajaan Melayu">Kerajaan Melayu</a> ini, memiliki pertambangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Emas" title="Emas">emas</a> sebagai sumber ekonomi dan kata <b>Swarnnadwipa</b> (pulau emas) mungkin merujuk pada hal ini. Dan kemudian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kedah" title="Kedah">Kedah</a> juga takluk dan menjadi daerah bawahan.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Pada masa awal, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Khmer" title="Kerajaan Khmer">Kerajaan Khmer</a> juga menjadi daerah jajahan Sriwijaya. Banyak sejarawan mengklaim bahwa <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chaiya&action=edit&redlink=1" class="new" title="Chaiya (halaman belum tersedia)">Chaiya</a>, di propinsi Surat Thani, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a> Selatan, sebagai ibu kota terakhir kerajaan tersebut, pengaruh Sriwijaya nampak pada bangunan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pagoda" title="Pagoda">pagoda</a> Borom That yang bergaya Sriwijaya. Setelah kejatuhan Sriwijaya, Chaiya terbagi menjadi tiga kota yakni (Mueang) Chaiya, Thatong (Kanchanadit), dan Khirirat Nikhom.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Sriwijaya juga berhubungan dekat dengan kerajaan Pala di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Benggala" title="Benggala">Benggala</a>, dan sebuah prasasti berangka 860 mencatat bahwa raja Balaputra mendedikasikan seorang biara kepada Universitas Nalada, Pala. Relasi dengan dinasti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chola" title="Chola" class="mw-redirect">Chola</a> di India selatan cukup baik dan kemudian menjadi buruk setelah <i>Rajendra Coladewa</i> naik tahta dan melakukan penyerangan di abad ke-11.</p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Masa_keemasan">Masa keemasan</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;" class="thumb tleft"> <div class="thumbinner" style="width: 182px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Avalokite%C3%A7vara,_Malayu_Srivijaya_style.jpg" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/df/Avalokite%C3%A7vara%2C_Malayu_Srivijaya_style.jpg/180px-Avalokite%C3%A7vara%2C_Malayu_Srivijaya_style.jpg" class="thumbimage" width="180" height="330" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Avalokite%C3%A7vara,_Malayu_Srivijaya_style.jpg" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div><div style="text-align: left;"> Arca emas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Avalokite%C5%9Bvara" title="Avalokiteśvara" class="mw-redirect">Avalokiteçvara</a> bergaya Malayu-Sriwijaya, ditemukan di Rantaukapastuo, Muarabulian, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jambi" title="Jambi">Jambi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>.</div></div> </div> </div><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Di tahun 902, Sriwjaya mengirimkan upeti ke China. Dua tahun kemudian raja terakhir <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Tang" title="Dinasti Tang">dinasti Tang</a> menganugerahkan gelar kepada utusan Sriwijaya. Dari literatur Tiongkok utusan itu mempunyai nama Arab hal ini memberikan informasi bahwa pada masa-masa itu Sriwijaya sudah berhubungan dengan Arab yang memungkinkan Sriwijaya sudah masuk pengaruh Islam di dalam kerajaan.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Pada paruh pertama abad ke-10, diantara kejatuhan dinasti Tang dan naiknya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Song" title="Dinasti Song">dinasti Song</a>, perdagangan dengan luar negeri cukup marak, terutama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fujian" title="Fujian">Fujian</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerajaan_Min&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kerajaan Min (halaman belum tersedia)">kerajaan Min</a> dan negeri kaya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Guangdong" title="Guangdong">Guangdong</a>, kerajaan Nan Han. Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini. Pada tahun 903, penulis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslim" title="Muslim">Muslim</a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ibn_Batutah&action=edit&redlink=1" class="new" title="Ibn Batutah (halaman belum tersedia)">Ibn Batutah</a> sangat terkesan dengan kemakmuran Sriwijaya. Daerah urban kerajaan meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palembang" title="Kota Palembang">Palembang</a> (khususnya Bukit Seguntang), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Jambi" title="Kota Jambi">Muara Jambi</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kedah" title="Kedah">Kedah</a>.</p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Penurunan">Penurunan</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Tahun 1025, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rajendra_Chola" title="Rajendra Chola" class="mw-redirect">Rajendra Coladewa</a>, raja Chola dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Koromandel" title="Pantai Koromandel">Koromandel</a>, India selatan, menaklukkan Kedah dan merampasnya dari Sriwijaya. Kemudian Kerajaan Chola meneruskan penyerangan dan berhasil penaklukan Sriwijaya, selama beberapa dekade berikutnya keseluruh imperium Sriwijaya berada dalam pengaruh Rajendra Coladewa. Meskipun demikian Rajendra Coladewa tetap memberikan peluang kepada raja-raja yang ditaklukannya untuk tetap berkuasa selama tetap tunduk kepadanya. Setelah invasi tersebut, akhirnya mengakibatkan melemahnya hegemoni Sriwijaya, dan kemudian beberapa daerah bawahan membentuk kerajaan sendiri, dan kemudian muncul <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Dharmasraya" title="Kerajaan Dharmasraya" class="mw-redirect">Kerajaan Dharmasraya</a>, sebagai kekuatan baru dan kemudian mencaplok kawasan semenanjung malaya dan sumatera termasuk Sriwijaya itu sendiri.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Antara tahun 1079 - 1088, kronik Tionghoa masih mencatat bahwa San-fo-ts'i masih mengirimkan utusan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jambi" title="Jambi">Jambi</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palembang" title="Palembang" class="mw-redirect">Palembang</a>. Dalam berita Cina yang berjudul <i>Sung Hui Yao</i> disebutkan bahwa kerajaan San-fo-tsi pada tahun 1082 mengirim utusan dimana pada masa itu Cina di bawah pemerintahan Kaisar Yuan Fong. Duta besar tersebut menyampaikan surat dari raja Kien-pi bawahan San-fo-tsi, yang merupakan surat dari putri raja yang diserahi urusan negara San-fo-tsi, serta menyerahkan pula 227 tahil perhiasan, rumbia, dan 13 potong pakaian. Dan kemudian dilanjutkan dengan pengiriman utusan selanjutnya di tahun 1088.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Berdasarkan sumber Tiongkok pada buku <i>Chu-fan-chi</i><sup id="cite_ref-14" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya#cite_note-14">[15]</a></sup>yang ditulis pada tahun 1178, Chou-Ju-Kua menerangkan bahwa di kepulauan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a> terdapat dua kerajaan yang sangat kuat dan kaya, yakni San-fo-ts'i dan Cho-po (Jawa). Di Jawa dia menemukan bahwa rakyatnya memeluk agama Budha dan Hindu, sedangkan rakyat San-fo-ts'i memeluk Budha, dan memiliki 15 daerah bawahan yang meliputi; <i>Pong-fong</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pahang" title="Pahang">Pahang</a>), <i>Tong-ya-nong</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Terengganu" title="Terengganu">Terengganu</a>), <i>Ling-ya-si-kia</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Langkasuka&action=edit&redlink=1" class="new" title="Langkasuka (halaman belum tersedia)">Langkasuka</a>), <i>Kilantan</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelantan" title="Kelantan">Kelantan</a>), <i>Fo-lo-an</i> (muara sungai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dungun" title="Dungun">Dungun</a> daerah Terengganu sekarang), <i>Ji-lo-t'ing</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cherating&action=edit&redlink=1" class="new" title="Cherating (halaman belum tersedia)">Cherating</a>, pantai timur semenanjung malaya), Ts'ien-mai (<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Semawe&action=edit&redlink=1" class="new" title="Semawe (halaman belum tersedia)">Semawe</a>, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t'a (<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Paka&action=edit&redlink=1" class="new" title="Sungai Paka (halaman belum tersedia)">Sungai Paka</a>, pantai timur semenanjung malaya), <i>Tan-ma-ling</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tambralingga&action=edit&redlink=1" class="new" title="Tambralingga (halaman belum tersedia)">Tambralingga</a>, Ligor, selatan Thailand), <i>Kia-lo-hi</i> (Grahi, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chaiya&action=edit&redlink=1" class="new" title="Chaiya (halaman belum tersedia)">Chaiya</a> sekarang, selatan Thailand), <i>Pa-lin-fong</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palembang" title="Palembang" class="mw-redirect">Palembang</a>), <i>Kien-pi</i> (Jambi), <i>Sin-t'o</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunda" title="Sunda">Sunda</a>), <i>Lan-wu-li</i> (Lamuri di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aceh" title="Aceh">Aceh</a>), and <i>Si-lan</i> (Kamboja)<sup id="cite_ref-Muljana_7-1" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya#cite_note-Muljana-7">[8]</a></sup><sup id="cite_ref-15" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya#cite_note-15">[16]</a></sup></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Namun demikian, istilah <i>San-fo-tsi</i> terutama pada tahun 1225 tidak lagi identik dengan Sriwijaya, melainkan telah identik dengan <i>Dharmasraya</i>, dimana pusat pemerintahan dari San-fo-tsi telah berpindah, jadi, dari daftar 15 negeri bawahan San-fo-tsi tersebut merupakan daftar jajahan kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dharmasraya" title="Dharmasraya">Dharmasraya</a> yang sebelumnya merupakan daerah bawahan dari Sriwijaya dan berbalik menguasai Sriwijaya beserta daerah jajahan lainnya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Pada tahun 1275, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singhasari" title="Singhasari" class="mw-redirect">Singhasari</a>, penerus kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kediri" title="Kediri" class="mw-redirect">Kediri</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>, melakukan suatu ekspedisi, dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pararaton" title="Pararaton">Pararaton</a> disebut semacam ekspansi dan menaklukan <i>bhumi malayu</i> yang dikenal dengan nama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspedisi_Pamalayu" title="Ekspedisi Pamalayu">Ekspedisi Pamalayu</a>, yang kemudian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertanagara" title="Kertanagara">Kertanagara</a> raja Singhasari menghadiahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arca_Amoghapasa" title="Arca Amoghapasa">Arca Amoghapasa</a> kepada <i>Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa</i> raja Melayu di Dharmasraya seperti yang tersebut dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Padang_Roco" title="Prasasti Padang Roco">Prasasti Padang Roco</a>. Dan selanjutnya pada tahun 1293, muncul <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" title="Majapahit">Majapahit</a> sebagai pengganti Singhasari, dan setelah Ratu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tribhuwana_Wijayatunggadewi" title="Tribhuwana Wijayatunggadewi">Tribhuwana Wijayatunggadewi</a> naik tahta, memberikan tanggung jawab kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adityawarman" title="Adityawarman">Adityawarman</a>, seorang peranakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu" title="Melayu">Melayu</a> dan Jawa, untuk kembali menaklukkan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Swarnnabhumi&action=edit&redlink=1" class="new" title="Swarnnabhumi (halaman belum tersedia)">Swarnnabhumi</a> pada tahun 1339. Dan dimasa itu nama Sriwijaya sudah tidak ada disebut lagi tapi telah diganti dengan nama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palembang" title="Palembang" class="mw-redirect">Palembang</a> hal ini sesuai dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nagarakretagama" title="Nagarakretagama" class="mw-redirect">Nagarakretagama</a> yang menguraikan tentang daerah jajahan Majapahit.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Dalam <i>Kidung Pamacangah</i> dan <i>Babad Arya Tabanan</i> juga disebut 'Arya Damar' sebagai <i>bupati Palembang</i> yang berjasa membantu Gajah Mada dalam menaklukkan Bali pada tahun 1343, Prof. C.C. Berg menganggapnya identik dengan Adityawarman.</p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Perdagangan">Perdagangan</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Di dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan Tiongkok, yakni dengan penguasaan atas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selat_Malaka" title="Selat Malaka">selat Malaka</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selat_Sunda" title="Selat Sunda">selat Sunda</a>. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditi seperti kamper, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga, gading, emas, dan timah yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Kekayaan yang melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari vassal-vassalnya di seluruh Asia Tenggara.</p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Pengaruh_budaya">Pengaruh Budaya India<br /></span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a>, pertama oleh budaya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu" title="Hindu" class="mw-redirect">Hindu</a> dan kemudian diikuti pula oleh agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Buddha" title="Buddha">Buddha</a>. Agama Buddha diperkenalkan di Sriwijaya pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/425" title="425">425</a> Masehi. Sriwijaya merupakan pusat terpenting agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Buddha_Mahayana" title="Buddha Mahayana" class="mw-redirect">Buddha Mahayana</a>. Raja-raja Sriwijaya menguasai kepulauan Melayu melalui perdagangan dan penaklukkan dari kurun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-7" title="Abad ke-7">abad ke-7</a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-9" title="Abad ke-9">abad ke-9</a>. Sehingga secara langsung turut serta mengembangkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu" title="Bahasa Melayu">bahasa Melayu</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebudayaan_Melayu&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kebudayaan Melayu (halaman belum tersedia)">kebudayaan Melayu</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara" title="Nusantara">Nusantara</a>.</p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Pengaruh_Islam">Pengaruh Islam</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Sangat dimungkinkan bahwa Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara, sekaligus sebagai pusat pembelajaran agama Budha, juga ramai dikunjungi pendatang dari Timur Tengah dan mulai dipengaruhi oleh pedagang dan ulama muslim. Sehingga beberapa kerajaan yang semula merupakan bagian dari Sriwijaya, kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak, disaat melemahnya pengaruh Sriwijaya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Ada sumber yang menyebutkan, karena pengaruh orang muslim Arab yang banyak berkunjung di Sriwijaya, maka raja Sriwijaya yang bernama Sri Indrawarman masuk Islam pada tahun 718. Sehingga sangat dimungkinkan kehidupan sosial Sriwijaya adalah masyarakat sosial yang di dalamnya terdapat masyarakat Budha dan Muslim sekaligus. Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya berkirim surat ke khalifah Islam di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suriah" title="Suriah">Suriah</a> <sup id="cite_ref-Prof_13-1" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya#cite_note-Prof-13">[14]</a></sup>. Bahkan disalah satu naskah surat adalah ditujukan kepada khalifah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Umar_bin_Abdul_Aziz" title="Umar bin Abdul Aziz" class="mw-redirect">Umar bin Abdul Aziz</a> (717-720M) dengan permintaan agar khalifah sudi mengirimkan da'i ke istana Sriwijaya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Warisan_sejarah">Warisan sejarah</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Meskipun Sriwijaya hanya menyisakan sedikit peninggalan arkeologi dan terlupakan dari ingatan masyarakat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu" title="Melayu">Melayu</a> pendukungnya, penemuan kembali kemaharajaan bahari ini oleh Coedès pada tahun 1920-an telah membangkitkan kesadaran bahwa suatu bentuk persatuan politik raya, berupa kemaharajaan yang terdiri atas persekutuan kerajaan-kerajaan bahari, pernah bangkit, tumbuh, dan berjaya di masa lalu.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Berdasarkan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hikayat_Melayu&action=edit&redlink=1" class="new" title="Hikayat Melayu (halaman belum tersedia)">Hikayat Melayu</a>, pendiri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Malaka" title="Kesultanan Malaka">Kesultanan Malaka</a> mengaku sebagai pangeran Palembang, keturunan keluarga bangsawan Palembang dari trah Sriwijaya. Hal ini menunjukkan bahwa pada abad ke-15 keagungan, gengsi dan prestise Sriwijaya tetap dihormati dan dijadikan sebagai sumber legitimasi politik bagi penguasa di kawasan ini.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Di samping Majapahit, kaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau Indonesia.<sup id="cite_ref-19" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya#cite_note-19">[20]</a></sup> Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan identitas daerah, khususnya bagi penduduk kota <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palembang" title="Palembang" class="mw-redirect">Palembang</a>, provinsi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Selatan" title="Sumatera Selatan">Sumatera Selatan</a>, dan segenap bangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu" title="Melayu">Melayu</a>. Bagi penduduk Palembang, keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi seni budaya, seperti lagu dan tarian tradisional <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gending_Sriwijaya" title="Gending Sriwijaya">Gending Sriwijaya</a>. Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Thailand_Selatan&action=edit&redlink=1" class="new" title="Thailand Selatan (halaman belum tersedia)">Thailand Selatan</a> yang menciptakan kembali tarian <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sevichai&action=edit&redlink=1" class="new" title="Sevichai (halaman belum tersedia)">Sevichai</a> (Sriwijaya) yang berdasarkan pada keanggunan seni budaya Sriwijaya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Di Indonesia, nama Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota, dan nama ini telah melekat dengan kota Palembang dan Sumatera Selatan. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Sriwijaya" title="Universitas Sriwijaya">Universitas Sriwijaya</a> yang didirikan tahun 1960 di Palembang dinamakan berdasarkan kedatuan Sriwijaya. Demikian pula <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kodam_Sriwijaya&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kodam Sriwijaya (halaman belum tersedia)">Kodam Sriwijaya</a> (unit komando militer), PT <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_Sriwijaya" title="Pupuk Sriwijaya">Pupuk Sriwijaya</a> (Perusahaan Pupuk di Sumatera Selatan), <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sriwijaya_Post&action=edit&redlink=1" class="new" title="Sriwijaya Post (halaman belum tersedia)">Sriwijaya Post</a> (Surat kabar harian di Palembang), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya_TV" title="Sriwijaya TV">Sriwijaya TV</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya_Air" title="Sriwijaya Air">Sriwijaya Air</a> (maskapai penerbangan), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Stadion_Jakabaring" title="Stadion Jakabaring" class="mw-redirect">Stadion Gelora Sriwijaya</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya_Football_Club" title="Sriwijaya Football Club">Sriwijaya Football Club</a> (Klab sepak bola Palembang), semua dinamakan demikian untuk menghormati, memuliakan, dan merayakan kegemilangan kemaharajaan Sriwijaya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Raja_yang_memerintah">Raja yang memerintah</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Para Maharaja Sriwijaya<sup id="cite_ref-end_1-16" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya#cite_note-end-1">[2]</a></sup><sup id="cite_ref-Muljana_7-2" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya#cite_note-Muljana-7">[8]</a></sup></p><div style="text-align: justify;"> </div><table style="text-align: left; margin-left: 0px; margin-right: 0px;" id="sortable_table_id_0" class="wikitable sortable" width="90%" border="1"> <tbody><tr> <th width="70px">Tahun<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya#" class="sortheader" onclick="ts_resortTable(this);return false;"><span class="sortarrow"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/sort_none.gif" alt="↓" /></span></a></th> <th width="140px">Nama Raja<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya#" class="sortheader" onclick="ts_resortTable(this);return false;"><span class="sortarrow"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/sort_none.gif" alt="↓" /></span></a></th> <th width="140px">Ibukota<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya#" class="sortheader" onclick="ts_resortTable(this);return false;"><span class="sortarrow"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/sort_none.gif" alt="↓" /></span></a></th> <th width="400px">Prasasti, catatan pengiriman utusan ke Tiongkok serta peristiwa<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya#" class="sortheader" onclick="ts_resortTable(this);return false;"><span class="sortarrow"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/sort_none.gif" alt="↓" /></span></a></th> </tr> <tr> <td>671</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dapunta_Hyang_Sri_Jayanasa&action=edit&redlink=1" class="new" title="Dapunta Hyang Sri Jayanasa (halaman belum tersedia)">Dapunta Hyang Sri Jayanasa</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Srivijaya" title="Srivijaya" class="mw-redirect">Srivijaya</a></td> <td>Catatan perjalanan I-tsing di tahun 671-685 <p>Prasasti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kedukan_Bukit" title="Prasasti Kedukan Bukit">Kedukan Bukit</a> (683), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Talang_Tuo" title="Prasasti Talang Tuo" class="mw-redirect">Talang Tuo</a> (684), dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kota_Kapur" title="Prasasti Kota Kapur">Kota Kapur</a> Penaklukan Malayu, penaklukan Jawa</p> </td> </tr> <tr> <td>702</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sri_Indravarman&action=edit&redlink=1" class="new" title="Sri Indravarman (halaman belum tersedia)">Sri Indravarman</a> <p>Che-li-to-le-pa-mo</p> </td> <td>Srivijaya <p>Shih-li-fo-shih</p> </td> <td>Utusan ke Tiongkok 702-716, 724 <p>Utusan ke Khalifah Muawiyah I dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz</p> </td> </tr> <tr> <td>728</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rudra_Vikraman&action=edit&redlink=1" class="new" title="Rudra Vikraman (halaman belum tersedia)">Rudra Vikraman</a> <p>Lieou-t'eng-wei-kong</p> </td> <td>Srivijaya <p>Shih-li-fo-shih</p> </td> <td>Utusan ke Tiongkok 728-742</td> </tr> <tr> <td>743-760</td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td>Tidak ada berita pada periode ini</td> </tr> <tr> <td><br /></td> <td><br /></td> <td>Pindah ke Jawa</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wangsa_Syailendra" title="Wangsa Syailendra">Wangsa Sailendra</a> mengantikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wangsa_Sanjaya" title="Wangsa Sanjaya">Wangsa Sanjaya</a></td> </tr> <tr> <td>760</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maharaja_Wisnu" title="Maharaja Wisnu" class="mw-redirect">Maharaja Wisnu</a> <p><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dharmmatunggadewa&action=edit&redlink=1" class="new" title="Dharmmatunggadewa (halaman belum tersedia)">Dharmmatunggadewa</a></p> </td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a></td> <td>Prasasti Ligor A, menaklukkan Kamboja.</td> </tr> <tr> <td>775</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dharanindra" title="Dharanindra">Dharanindra Sanggramadhananjaya</a></td> <td>Jawa</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piagam_Kalasan&action=edit&redlink=1" class="new" title="Piagam Kalasan (halaman belum tersedia)">Piagam Kalasan</a> 778</td> </tr> <tr> <td>782</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Samaragrawira" title="Samaragrawira" class="mw-redirect">Samaragrawira</a></td> <td>Jawa</td> <td>Prasasti Nalanda</td> </tr> <tr> <td>792</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Samaratungga" title="Samaratungga">Samaratungga</a></td> <td>Jawa</td> <td>Prasasti Karang Tengah, tahun 824. <p>825 menyelesaikan pembangunan candi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur" title="Borobudur">Borobudur</a></p> </td> </tr> <tr> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td>Kebangkitan Wangsa Sanjaya, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rakai_Pikatan" title="Rakai Pikatan">Rakai Pikatan</a></td> </tr> <tr> <td>835</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Balaputradewa" title="Balaputradewa">Balaputradewa</a></td> <td>Srivijaya</td> <td>Kehilangan kekuasaan di Jawa, dan kembali ke Srivijaya <p><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prasasti_Nalanda&action=edit&redlink=1" class="new" title="Prasasti Nalanda (halaman belum tersedia)">Prasasti Nalanda</a> (860)</p> </td> </tr> <tr> <td>860-960</td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td>Tidak ada berita pada periode ini</td> </tr> <tr> <td>960</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sri_Udayadityavarman&action=edit&redlink=1" class="new" title="Sri Udayadityavarman (halaman belum tersedia)">Sri Udayadityavarman</a> <p>Se-li-hou-ta-hia-li-tan</p> </td> <td>Srivijaya <p>San-fo-ts'i</p> </td> <td>Utusan ke Tiongkok 960, & 962</td> </tr> <tr> <td>980</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hie-tche&action=edit&redlink=1" class="new" title="Hie-tche (halaman belum tersedia)">Hie-tche</a> (Haji)</td> <td>Srivijaya <p>San-fo-ts'i</p> </td> <td>Utusan ke Tiongkok 980 & 983</td> </tr> <tr> <td>988</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sri_Cudamanivarmadeva&action=edit&redlink=1" class="new" title="Sri Cudamanivarmadeva (halaman belum tersedia)">Sri Cudamanivarmadeva</a> <p>Se-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa</p> </td> <td>Srivijaya <p>San-fo-ts'i</p> </td> <td>Utusan ke Tiongkok 988-992-1003 <p>990 Jawa menyerang Srivijaya, pembangunan kuil untuk Kaisar China, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prasasti_Tanjore&action=edit&redlink=1" class="new" title="Prasasti Tanjore (halaman belum tersedia)">Prasasti Tanjore</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prasasti_Leiden&action=edit&redlink=1" class="new" title="Prasasti Leiden (halaman belum tersedia)">Prasasti Leiden</a> (1044), pemberian anugrah desa oleh raja-raja I</p> </td> </tr> <tr> <td>1008</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sri_Maravijayottungga&action=edit&redlink=1" class="new" title="Sri Maravijayottungga (halaman belum tersedia)">Sri Maravijayottungga</a> <p>Se-li-ma-la-pi</p> </td> <td>Srivijaya <p>San-fo-ts'i</p> </td> <td>Utusan ke Tiongkok 1008</td> </tr> <tr> <td>1017</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sumatrabhumi&action=edit&redlink=1" class="new" title="Sumatrabhumi (halaman belum tersedia)">Sumatrabhumi</a></td> <td>Srivijaya <p>San-fo-ts'i</p> </td> <td>Utusan ke Tiongkok 1017</td> </tr> <tr> <td>1025</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sangramavijayottungga&action=edit&redlink=1" class="new" title="Sangramavijayottungga (halaman belum tersedia)">Sangramavijayottungga</a></td> <td>Srivijaya <p>San-fo-ts'i</p> </td> <td>Diserang oleh <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rajendra_Coladewa&action=edit&redlink=1" class="new" title="Rajendra Coladewa (halaman belum tersedia)">Rajendra Coladewa</a> <p><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prasasti_Chola&action=edit&redlink=1" class="new" title="Prasasti Chola (halaman belum tersedia)">Prasasti Chola</a> pada candi Rajaraja, Tanjore</p> </td> </tr> <tr> <td>1028</td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td>Dibawah Dinasti Rajendra Coladewa dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Koromandel" title="Koromandel" class="mw-redirect">Koromandel</a></td> </tr> <tr> <td>1079</td> <td>Rajendra Dewa Kulottungga <p>Ti-hua-ka-lo</p> </td> <td>Palembang <p>Pa-lin-fong</p> </td> <td>Utusan ke Tionkok 1079 <p>Memperbaiki candi Tien Ching di Kuang Cho (dekat Kanton)</p> </td> </tr> <tr> <td>1100</td> <td>Rajendra II</td> <td>Palembang <p>Pa-lin-fong</p> </td> <td><br /></td> </tr> <tr> <td>1156</td> <td>Rajendra III</td> <td>Palembang <p>Pa-lin-fong</p> </td> <td>Piagam Larger Leyden Plates</td> </tr> <tr> <td>1183</td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td>Dibawah Dinasti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mauli" title="Mauli">Mauli</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Melayu" title="Kerajaan Melayu">Kerajaan Melayu</a></td> </tr> <tr> <td>1183-1286</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Srimat_Trailokyaraja_Maulibhusana_Warmadewa&action=edit&redlink=1" class="new" title="Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (halaman belum tersedia)">Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dharmasraya" title="Dharmasraya">Dharmasraya</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Grahi" title="Prasasti Grahi">Prasasti Grahi</a> tahun 1183 di selatan Thailand</td> </tr> <tr> <td>1286-1293</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Srimat_Tribhuwanaraja_Mauli_Warmadewa" title="Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa">Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa</a></td> <td>Dharmasraya</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Padang_Roco" title="Prasasti Padang Roco">Prasasti Padang Roco</a> tahun 1286 di Siguntur</td> </tr> <tr> <td>1293-1339</td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td>Tidak ada berita pada periode ini</td> </tr> <tr> <td>1339</td> <td><br /></td> <td>Palembang</td> <td>Dibawah Dinasti Majapahit</td> </tr> <tr> <td>1347</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adityawarman" title="Adityawarman">Srīmat Srī Udayādityawarma Pratāpaparākrama Rājendra Maulimāli Warmadewa</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malayapura" title="Malayapura">Malayapura</a></td> <td>Kembali dibawah Dinasti Mauli</td> </tr> <tr> <td>1409</td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td>Penaklukan kembali oleh Majapahit, sebagian dari bangsawannya pindah ke Tumasik atau Malaka</td> </tr> </tbody></table><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Referensi"></span></h2><p><br /></p>Indonesia Perkasahttp://www.blogger.com/profile/09564317362250853389noreply@blogger.com1